Pemberian ASI ada Ibu Bersalin Seksio Sesaria dengan Bius Regional di RSUD Kota Mataram
Keywords:
Seksio sesaria, ASIAbstract
Delivery by cesarean section is often an obstacle in breastfeeding, especially if the mother is given general anesthesia. This is due to the frequently contracting uterus because it is still in the process of returning to its original shape, also due to the pain that arises from surgical stitches. Nonetheless, breastfeeding as often as possible after the birth by cesarean section will minimize these problems. Therefore it takes a great will and intention from the mother to be able to give breast milk, especially if the mother is given local anesthesia. After conducting research, it turned out that there were still post-SC mothers who, with regional anesthesia, were unable to provide breast milk immediately after surgery. The purpose of this study was to determine the description of breastfeeding for women giving birth by cesarean section under regional anesthesia at Mataram City Hospital, using a descriptive design and cross sectional method. The research was conducted in February - March 2022 with a total sample of 32 people. Sampling using purposive sampling. Data analysis used with univariate. The results showed that the majority of respondents started breastfeeding on the first day (3 hours post-cesarean section) as many as 12 respondents (37.5%), and a minority of respondents gave breastfeeding on the 4th day post-cesarean section as many as 4 respondents (12.5%). whereas 6 respondents (18.8%) breastfed on the 3rd post-cesarean section and 10 (31.3%) respondents breastfed on the 2nd day post-cesarean section. From the results of this study it can be seen that delivery by cesarean section physiologically does not affect the process of breastfeeding if the mother wants it. With this research, it is hoped that midwifery services can improve the quality of services, especially early breastfeeding initiation programs and future researchers can continue this research with a larger sample size and are not limited to when the respondent is in the hospital, so that they can observe exclusive breastfeeding.
Abstrak
Persalinan dengan seksio sesaria seringkali menjadi kendala dalam pemberian ASI terutama jika ibu diberikan anastesi umum. Hal ini akibat rahim yang sering berkontraksi karena masih dalam proses kembali ke bentuk semula, juga akibat rasa nyeri yang muncul dari jahitan operasi. Meskipun demikian, menyusui sesering mungkin setelah proses kelahiran dengan seksio sesaria akan meminimalisasi masalah-masalah tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan kemauan dan niat yang besar dari para ibu untuk dapat memberikan ASI, terutama jika ibu diberikan anastesi lokal. Setelah dilakukan penelitian ternyata masih terdapat ibu pasca SC yang dengan bius regional tidak dapat memberikan ASI segera setelah operasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pemberian ASI pada ibu bersalin seksio sesaria dengan bius regional di RSUD Kota Mataram, dengan menggunakan desain deskriptif dan metode cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 65 orang. Penelitian dilakukan pada Februari – Maret 2022 dengan jumlah sampel adalah 32 orang. Pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling. Analisis data yang digunakan dengan univariat. Hasil penelitian diperoleh data mayoritas responden mulai memberikan ASI pada hari pertama ( 3 jam postseksio sesaria ) sebanyak 12 responden ( 37,5 % ), dan minoritas responden memberikan ASI pada hari ke - 4 pascaseksio sesaria sebanyak 4 responden ( 12, 5 % ), sedangkan 6 responden ( 18,8% ) menyusui pada ke-3 pascaseksio sesaria dan 10 ( 31, 3% ) responden menyusui pada hari ke-2 pascaseksio sesaria. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa persalinan dengan seksio sesaria secara fisiologis tidak mempengaruhi proses pemberian ASI apabila ibu menginginkan. Dengan penelitian ini diharapkan kepada pelayanan kebidanan agar dapat meningkatkan mutu pelayanan khususnya program inisiasi menyusui dini dan pada peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelititian ini dengan jumlah sampel yang lebih besar dan tidak terbatas pada saat responden berada di rumah sakit, agar dapat mengamati pemberian ASI secara ekslusif.
References
Kasdu. ( 2003 ). Operasi Caesar Masalah dan solusinya. Jakarta : Puspa swara
Kristiyansari weni. ( 2009 ). ASI, Menyusui dan SADARI. Yogyakarta : Nuha medika
Manuaba, dkk. ( 2008 ). Obstetri – Ginekologi untuk profesi Bidan. Jakarta : EGC
Mitayani. ( 2009 ). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : salemba medika
Moody Jane, dkk. ( 2001 ). Menyusui Cara Mudah Praktis dan Nyaman. Jakarta : Arcan
Nugroho, B.A. ( 2005 ). Strategi jitu memilih metode statistik penelitian dengan SPSS edisi I. Yogyakarta : Adi
POGI. ( 2008 ). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPKR
Prasetyono Dwi sunar. ( 2005 ). Buku Pintar ASI Eksklusif. Yogyakarta : Diva Press
Riyanto agus. ( 2009 ). Pengolahan dan Analisa data Kesehatan. Yogyakarta. : Yoha moha medika
Santoso Yudi. ( 2009 ). Panduan Lengkap Kebidanan. Yogyakarta : PALLMALL
Soetjiningsih. ( 1997 ). ASI Petunjuk untuk tenaga kesehatan. Jakarta : EGC
Sulistyawati. ( 2009 ). Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada ibu nifas. Yogyakarta : ANDI
Suyanto & Salamah Ummi. ( 2009 ). Riset Kebidanan. Yogyakarta : Mitra Cendikia.
http:// www.askep-askep.cz,cc/2010/03/menyusui-pasca-persalinan-cesarea-html