Pendidikan Kesehatan Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja
Abstract
Reproductive health is very important for both men and women. Reproductive health is defined as complete physical, mental and social well-being, not merely free from disease or disability in all matters relating to the reproductive system, its functions and processes. Meanwhile, adolescence or adolescence means growing towards maturity. The maturity referred to here is physical, social and psychological maturity. The problem is that there is still a lack of knowledge among teenagers or students regarding their reproductive health, lack of exposure to maintaining their reproductive health. So it is necessary to carry out this service activity. Because with this service it is hoped that it can communicate about reproductive health. The activity began with a pre-test assessment related to reproductive health, then health education was given to teenagers regarding reproductive health which was attended by 13 teenagers. The next activity was an evaluation with a post-test. From this activity, it was found that there was an increase in teenagers' knowledge after being given health education about reproductive health.
Abstrak
Kesehatan reproduksi merupakan hal yang sangat penting untuk pria maupun wanita. Kesehatan reproduksi didefinisikan sebagai suatu kesejahteraan fisik, mental dan sosial secara utuh tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, fungsi dan prosesnya. Sedangkan remaja atau adolescene adalah yang berarti tumbuh ke arah kematangan. Kematangan yang dimaksud disini adalah kematangan secara fisik, sosial dan psikologis.Permasalahan yakni masih kurangnya pengetahuan remaja atau peserta didik dalam mengetahui tentang kesehatan reproduksinya kurang paparan tentang menjaga kesehatan reproduksinya. Maka diperlukanlah kegiatan pengabdian ini dilaksanakan.Karena dengan adanya pengabdian ini diharapkan dapat mengkomunikasikan seputar kesehatan reproduksi. Kegiatan diawali dengan penilaian pre-test yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi kemudian pendidikan kesehatan yang diberikan kepada remaja mengenai kesehatan reproduksi yang dihadiri 13 remaja, kegiatan selanjutnya adalah evaluasi dengan post-test. Dari kegiatan tersebut didapatkan ada peningkatan pengetahuan remaja setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi
References
Benita, Rena N. 2012. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Tingkat Pengetahuan Reproduksi pada Remaja Siswa SMP Kristen Gergaji. Universitas Diponegoro
Fitriani &Dian. (2013). Promosi kesehatan. Yogyakarta:Graha Ilmu
Glasper, A., & Richardson, J. (2006). A text book of children's and young people nursing. Philadhelphia: Churchill Livingstone.
Irawan E. (2016) .Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Di Desa Kertajaya. JKeperawatan BSI [Internet] .2016;4(1):2631.https://doi.org/10.31311/.v4i1.313
Jahja.,Yudrik.(2011). Psikologi perkembangan. Cetakan Pertama. Jakarta: Kencana
Kendarti F. S., 2009. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Anak Kelas IV, V, VI di SDN 01 Pagi Johar Baru Jakarta Pusat.Depok : Laporan Penelitian. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Mareti,S.(2022).Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Di Kota Pangkalpinang. Jurnal Keperawatan Sriwijaya.Volume 9 nomor 2.
Maulana, H.D.J. (2009). Promosi kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. (2018). Metodelogi Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo,S.(2007). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Rukiyah, A. Trisiani, D. Handayani, N. Armiyati. (2022). Program Keluarga Berencana Bagi Pasangan Usia Subur . Jakarta :CV Trans Info Media