Akupresure untuk Mengurangi Nyeri Haid pada Remaja di Desa Watuagung
Keywords:
Akupresur, Nyeri Haid, RemajaAbstract
Acupressure is a form of physiotherapy by providing massage and stimulation to certain points on the body which is useful for reducing various aches and pains as well as reducing tension, fatigue and various diseases with the aim of reactivating the circulation of vital energy (Hartono, 2012). Dysmenorrhea is pain or lower abdominal pain experienced by women before, during or after menstruation. Based on the World Health Organization (WHO, 2017), it was found that 1,769,425 people (90%) of women experienced dysmenorrhea, 10-15% of whom experienced severe dysmenorrhea and this resulted in limited activities that could be carried out by women experiencing dysmenorrhea. Non-pharmacological methods can be considered as one of the safest methods used in dealing with primary dysmenorrhea due to higher levels of safety and cheaper costs. The methods that can be used are such as warm compresses, sports/yoga, acupressure, acupuncture, massage with aromatherapy and so on. (Erman, 2018). Teenagers in the village of Watuagung before obtaining the knowledge of the majority of respondents obtained a rating with the category of less knowing about Acupressure to reduce Disminore seen from the filling of the questionnaire that has been given, then the author is interested to do a dedication to the community about knowledge about acupressur to reduce disminore in the youth of People's Village Tuntang. The adolescent is expected to be able to learn about acupuncture, thus helping him to reduce the discomfort or complaints felt during menstruation. After a pretest was conducted, it was found that the youth had a good knowledge of 7 people (35%), enough of 8 people (40%) and less of 5 people (25%), while the knowledge after giving an explanation was obtained that the knowledge of the adolescent about acupressure to reduce the disminor knowledge of 20 people (100%). It suggests that knowledge of acupressure to reduce disminor in the village of Watuagung adolescents is increasing. The stages undertaken during the dedication to Masyrakat include problem determination, respondent identification, introduction, pre questionnaire sorting, material exposure, acupressure sessions, question-answer sessions, and filling in post questionnaires. The activity was given to 20 teenagers using leaflet media, laptop and LCD.
Abstrak
Akupresur adalah salah satu bentuk fisioterapi dengan memberikan pemijatan dan stimulasi pada titik-titik tertentu pada tubuh yang berguna untuk mengurangi bermacam-macam sakit dan nyeri serta mengurangi ketegangan, kelelahan dan berbagai penyakit dengan maksud mengaktifkan kembali peredaran energi vital (Hartono, 2012). Dismenore adalah rasa sakit atau nyeri perut bagian bawah yang dialami oleh wanita sebelum, selama atau sesudah menstruasi. Berdasarkan World Health Organitation (WHO, 2017) didapatkan kejadian sebesar 1.769.425 jiwa (90%) wanita yang mengalami dismenore 10-15% diantaranya mengalami dismenore hebat dan menyebabkan terbatasnya aktivitas yang dapat dilakukan oleh wanita yang mengalami dismenore. Metode nonfarmakologis dapat dipertimbangkan sebagai salah satu cara yang aman digunakan dalam menangani dismenore primer karena tingkat keamanan lebih tinggi dan biaya yang lebih murah. Metode yang dapat digunakan diantaranya yaitu seperti kompres hangat, olahraga/yoga, akupresur, akupuntur, pijatan dengan aromaterapi dan lain sebagainya (Erman, 2018). Remaja di Desa Watuagung sebelum mendapatkan pengetahuan mayoritas responden mendapatkan nilai dengan kategori kurang mengetahui tentang Akupresur untuk mengurangi Disminore dilihat dari pengisian kuesioner yang telah diberikan, maka penulis tertarik untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat mengenai pengetahuan tentang akupresur untuk mengurangi Disminore pada remaja Desa Watuagung Tuntang. Remaja diharapakan dapat mengetahui tentang Akupresur, sehingga membantu dirinya untuk mengurangi ketidaknyamanan atau keluhan yang dirasakan ketika menstruasi. Setelah dilakukan pretest diketahui bahwa remaja yang berpenetahuan baik sejumlah 7 orang (35%), cukup sebanyak 8 orang (40%) dan kurang sejumlah 5 orang (25%), sedangkan pengetahuan setelah diberikan penjelasan didapatkan bahwa pengetahuan remaja tentang akupresure untuk mengurangi disminorae berpengetahuan baik sejumlaha 20 orang (100%). Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan tentang akupresure untuk mengurangi disminore di desa Watuagung remaja mengalami peningkatan. Tahapan yang dilakukan saat Pengabdian kepada Masyrakat meliputi penentuan permasalahan, penentuan responden, perkenalan, pengisisan kuesioner pre, pemaparan materi, sesi akupresure, sesi tanya jawab, dan pengisian kuesioner post. Kegiatan ini diberikan kepada 20 remaja menggunakan media leaflet, laptop dan LCD.
References
Tina Yuli. 2023. Pengaruh akupresure terhadap Disminore pada mahasiswi program studi DIII kebidanan Stikes baiturrahim.
Yulinda, Y, dkk. 2017. Latihan yoga dapat menurunkan tingkat kecemasan pada silkus menstruasi remaja putri. Jurnal ners dan Kebidanan Indonesia, 5(1), 20.
Ridwan muhamad, H. 2015. Program studi kebidanan Metro politeknik Kesehatan Tanjung Karang Indonesia tahun 2008 mencapai 54. 89%, sedangkan sisanya adalah penderita tipe sekunder (Proverawati dan Misaroh, Negri 1 pekalongan, didaptkan bahwa sebesar 88% (44) siswi dari 50. Metode akupresure untuk meredakan nyeri haid, VIII(1), 51-56.
Hartono, R. 2012. Akupresure untuk berbagai penyakit dilengkapi Dengan Terapi dan Herbal. Yogyakarta : Rapha.
Ridwan, M dan Herlina. 2015. Metode Akupresure untuk meredakan Nyeri haid. Jurnal kesehatan Metro Sai Wawai Volume VIII No. 1 Edisi Juni 2015, ISSN: 19779-469X.
Vira Astiza, dkk. 2021. Pengaruh akupresure terhadap intensitas nyeri Disminore pada remaja putri di wilayah rw.03 kelurahan margahayu, kecamatan babakan cipray kota bandung.
Wahyu, K, dkk. 2021. Akupresure untuk mengurangi nyeri haid pada remaja putri.
Lubis, N. 2013. Psikologis kespro: Wanita dan Kesehatan Reproduksinya di tinjau dari aspek fisik dan psikologinya. Jakarta: Prenada Media Group