Asuhan Kebidanan Continuity of Care (COC) pada Ny. “RF” Umur 29 Tahun G2P1A0 di Desa Polosiri, Kec. Bawen, Kab. Semarang

Authors

  • Umi Sholehah Universitas Ngudi Waluyo
  • Vistra Veftisia Universitas Ngudi Waluyo

Keywords:

kehamilan, persalinan, BBL, Nifas, KB

Abstract

Low or insufficient breast milk production is one of the problems of postpartum mothers that often occurs during the breastfeeding process. Various ways can be done to increase breast milk production, one of which is with complementary oxytocin massage therapy. In the case of Mrs RF during puerperium, there was a decrease in breast milk production so it was necessary to provide complementary care for oxytocin massage. So that the author conducts midwifery care entitled ‘Midwifery Care in Continuity of Care (COC) on Mrs RF Age 29 Years in G2P1A0 Polosiri Village, Kec. Bawen, Kab. Semarang.’ This research uses descriptive research methods with the type of case study conducted from 29 July - 10 November 2024. The data used were primary data and secondary data using midwifery care management in the form of SOAP. Obtained results, in pregnancy care, Mrs RF did not experience problems during pregnancy, as for the discomfort that occurred could be overcome by herself. At the examination carried out at 38 weeks gestation, all were within normal limits. So that the management carried out in the form of counselling about preparation for childbirth. In the process of childbirth, because the gestational age has passed HPL but has not felt the signs of labour, then referral management is carried out. At the hospital, Mrs RF was given induction of labour, but when the opening was complete, partus was stuck, so SC was performed. LBW care was performed at 5 days and 23 days of age. There were no complaints from the mother and the examination results were within normal limits. The management given adjusted the theory of LBW care in KN2 and KN3. In the postpartum period midwifery care was carried out 3 times. On the 5th postpartum day, the mother said she still felt pain in the stitches. So counselling was given on how to reduce the pain felt with long breath relaxation. On the 23rd postpartum day the mother said there were no complaints and the examination results were within normal limits. The management given adjusts the care theory in KF3. Then on the 48th postpartum day the mother said there were no complaints and no birth control, the examination results were within normal limits. The management given adjusts the theory of care in KF4. In midwifery care, birth control was carried out on the 48th postpartum day and wanted to use 3-month injectable birth control. The mother said she did not want birth control after 42 days postpartum because she was still traumatised by her childbirth. It is expected that health workers continue to play an active role in providing quality midwifery services to patients, especially in maternal midwifery care from pregnancy to the postpartum period by adhering to midwifery service standards, always developing their knowledge and being more applicable and in accordance with patient circumstances so as to reduce the increase in MMR and IMR in Indonesia.

 

Absrak

Produksi ASI sedikit atau kurang, menjadi salah satu permasalahan ibu nifas yang sering terjadi pada saat proses meyusui. Berbagai macam cara dapat dilakukan untuk menigkatkan produksi ASI, salah satunya yaitu dengan terapi komplementer pijat oksitosin. Pada kasusu Ny. RF saat nifas mangalami penurunanan produksi asi sehingga perlu diberikan asuhan komplemeneter pijat oksitosin. Sehingga penulis melakukan Asuhan Kebidanan yang berjudul “Asuhan Kebidanan Secara Continuity Of Care (COC) Pada Ny. RF Umur 29 Tahun di G2P1A0 Desa Polosiri, Kec. Bawen, Kab. Semarang.” Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan jenis studi kasus yang dilakukan dari bulan 29 Juli – 10 November 2024. Data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder menggunakan manajemen asuhan kebidanan berbentuk SOAP. Diperoleh hasil, pada asuhan kehamilan, Ny. RF tidak mengalami masalah selama kehamilan, adapun ketidaknyaman yang terjadi dapat diatasi sendiri. Pada pemeriksaan yang dilakukan saat usia kehamilan 38 minggu, semua dalam batas normal. Sehingga penatalaksanaan yang dilakukan berupa konseling tentang persiapan persalinan. Pada proses persalinan, dikarenakan usia kehamilan sudah lewat HPL tapi belum merasakan tanda tanda persalinan, maka dilakukan tatalaksana rujukan. Di rumah sakit, Ny. RF diberi induksi persalinan, namun saat pembukaan lengkap terjadi partus macet, sehingga dilakukan tindakan SC. Pada asuhan BBL, dilakukan saat usia 5 hari dan 23 hari. Tidak ada keluhan dari ibu dan hasil pemeriksaan dalam batas normal. Penatalasanaan yang diberikan menyesuaikan teori asuhan BBL pada KN2 dan KN3. Pada asuhan kebidanan masa nifas dilakuan 3 kali. Pada hari ke-5 postpartum ibu mengatakan masih terasa nyeri pada jahitan. Sehingga diberikan konseling mengenai cara mengurangi nyeri yang dirasakan dengan relaksasi nafas panjang. Pada hari ke-23 postpartum ibu mengatakan tidak ada keluhan dan hasil pemeriksaan dalam batas normal. Penatalasanaan yang diberikan menyesuaikan teori asuhan pada KF3. Kemudian Pada hari ke-48 postpartum ibu mengatakan tidak ada keluhan dan belum KB, hasil pemeriksaan dalam batas normal. Penatalasanaan yang diberikan menyesuaikan teori asuhan pada KF4. Pada asuhan kebidanan KB dilakukan pada hari ke 48 pasca salin dan ingin menggunakan KB suntik 3 bulan. Ibu mengatakan tidak mau kb pasca nifas 42 hari karena masih trauma dengan persalinan nya. Diharapkan tenaga kesehatan terus berperan aktif dalam memberikan pelayanan kebidanan yang berkualitas kepada pasien terutama dalam asuhan kebidanan ibu dari mulai hamil sampai dengan masa nifas dengan tetap berpegang pada standar pelayanan kebidanan senantiasa mengembangkan ilmu yang dimiliki serta lebih aplikatif dan sesuai dengan keadaan pasien sehingga dapat mengurangi terjadinya peningkatan AKI dan AKB di Indonesia.

References

Ambarwati, E. D. (2010). Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika.

Anggraini, Y. (2010). Asuhan kebidanan masa nifas. Yogyakarta: Pustaka Rihana

BKKBN, (2018) Buku Saku Bagi Petugas Lapangan Program KB Nasional Materi Konseling. Jakarta: BKKBN.

Diana, S., Mail, E., Rufaida, Z. (2019). Buku ajar asuhan kebidanan persalinan dan bayi baru lahir. Jawa Tengah: Oase Group.

Ekasari, T. (2019). Deteksi Dini Preeklamsi dengan Antenatal Care. Sulawesi Selatan: Yayasan Ahmar Cedekia Indonesia.

Isnaini, Nurul & Rama Diyanti. (2015). Hubungan Pijat Oksitosin Pada Ibu Nifas Terhadap Pengluaran Asi Di Wilayah Kerja Puskesmas Raja Basa Indah Bandar Lampung Tahun 2015. JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati). Vol 1, No 2

Jalilah, N. H., & Prapitasari, R. (2022). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi. Dan Keluarga Berencana. CV. Adanu Abimata

Khairoh, M. Rosyariah, A. Ummah, K. (2019). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Surabaya: Jakad publishing.

Kemenkes RI. (2013). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak di Fasilitas Dasar dan Rujukan. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI

Kemenkes. (2020). Pedoman Bagi Ibu Hamil, Bersalin, Nifas, dan Bayi Baru Lahir di Era Pandemi COVID-19. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan RI. (2022). Profil Kesehatan Indonesia 2021. Jakarta. Kemenkes RI

Lowdermilk, Perry, Cashion. (2012). Keperawatan Maternitas. Carolina Utara: Chapel Hill

Marmi. (2012). Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas "Peurperium Care". Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Noordiati. (2019). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah. Wineka Media

Norma, Nita D, Mustika Dwi S. (2013). Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta: Nuha Medika

Nugroho, Taufan. (2011). Buku ajar obstetric untuk mahasiswa kebidanan.Yogjakarta : Nuha Medika.

Prawirohardjo, S. (2018). Ilmu Kebidanan. Jakarta: P.T. Bina Pustaka Sarwono

Ramos, J. N. (2017). Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: Erlangga

Rasjidi, dkk., (2019). Ginekologi Sistem Blok Reproduksi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Retnaningtyas, E. (2016) Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil. Journal of Chemical Information and Modeling, 1–215

Rochmah. (2012). Panduan Belajar Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta: EGC

Saifuddin, Abdul Bari. (2010). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sari, F. N., & Suhertusi, B. (2019). Pengaruh ASI Ekslusif Terhadap Tumbuh Kembang dan Frekwensi Sakit Pada Bayi. (T.Penulis, Ed.). Pustaka Galeri mandiri

Soetjiningsih dan IG. N. G. Ranuh. (2016). Tumbuh Kembang Anak. Edisi Kedua. Jakarta: EGC.

Sulistyawati A. (2017). Pelayanan keluarga berencana. Jakarta Salemba Medika

Ummah, F. (2014), Pijat Oksitosin untuk Mempercepat Pengeluaran ASI pada Ibu Pasca Salin Normal Di Dusun Sono Desa Kentanen Kecamatan Panceng Gresik, Jurnal Vol.2, No XVII, http://stikesmuhla.ac.id

Walyani, E. S. (2015). Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Walyani, E.S & Purwoastuti, E.(2015). Asuhan Kebidanan Masa Nifas &. Menyusui. Yogyakarta : Pustaka Baru Press

Walyani, E., Purwoasturi, E. (2016). Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: PAPER PLANE.

Downloads

Published

2024-12-19

How to Cite

Umi Sholehah, & Vistra Veftisia. (2024). Asuhan Kebidanan Continuity of Care (COC) pada Ny. “RF” Umur 29 Tahun G2P1A0 di Desa Polosiri, Kec. Bawen, Kab. Semarang. Prosiding Seminar Nasional Dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo, 3(2), 1767–1780. Retrieved from https://callforpaper.unw.ac.id/index.php/semnasdancfpbidanunw/article/view/958