Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo https://callforpaper.unw.ac.id/index.php/semnasdancfpbidanunw <div style="border: 2px #444F71 solid; padding: 10px; background-color: #f0ffff; text-align: left;"> <ol> <li class="show">Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo</li> <li class="show">Initials: semnasdancfpbidanunw</li> <li class="show">Frekuensi : 6 Bulanan</li> <li class="show">ISSN : Print: 2961-7340 dan Online : 2962-2913</li> <li class="show">Publisher: Program Studi Kebidanan Program Sarjana dan Prodi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Fakultas Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo</li> </ol> </div> <p align="justify"><strong>Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo</strong> merupakan jurnal prosiding open access, diterbitkan oleh Program Studi Kebidanan Program Sarjana dan Prodi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Fakultas Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo, dimana terdiri dari hasil penelitian pada bidang Kebidanan. semua artikel yang akan diterbitkan melalui proses editor yang direview oleh dua reviewer secara <strong>double-blind review&nbsp;</strong>process. Dewan redaksi menerima artikel : (1) Theoretical articles; (2) Empirical studies; (3) Case studies; (4) Literature Review .&nbsp;</p> Universitas Ngudi Waluyo en-US Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo 2961-7340 Pijat Tui Na dan Nugget Lele sebagai Upaya Meningkatkan Nafsu Makan pada Balita di Dusun Jatisari Rw 05 Kabupaten Semarang https://callforpaper.unw.ac.id/index.php/semnasdancfpbidanunw/article/view/1103 <p><em>Community Midwifery is a professional midwifery service aimed at the community with an emphasis on high-risk groups with efforts to achieve optimal health levels through disease prevention, health promotion, ensuring the accessibility of needed health services and involving clients as partners in planning, implementing and evaluating midwifery services. Community Midwifery Services are efforts made by midwives to solve health problems of mothers and toddlers in families in the community. Community midwifery services are carried out outside hospitals or institutions. Community midwifery can also be a part or continuation of services provided in hospitals in an effort to save mothers and babies in the birth process. Community midwives have extensive knowledge in all aspects of pregnancy and childbirth because their job is together with women as partners to positively accept the experience of the pregnancy and childbirth process, and support families so that they can make decisions or choices individually based on the information that has been provided. Public health as an art/practice has a very broad scope.All activities, both direct and indirect, to prevent disease (preventive), improve health (promotive), therapy (physical, mental, social therapy) are public health efforts. One of the methods used in community service activities is carried out with a problem solving cycle approach starting from assessment, problem analysis, prioritizing problems, planning activities, implementing activities and evaluation. The target of this activity is the stunting factor. Based on the results of the assessment conducted for 2 days from November 25 to November 26, 2024, it has been found that there are several problems that are worthy of being raised to be given the right solution, including problems in toddlers, hypertension in the elderly and dysmenorrhea in adolescents. Based on the description above, students are obliged to analyze, formulate problems, prioritize, enforce problem analysis, plan activities and implement them so that evaluations can be carried out on all series of activities and in the end it is hoped that students can improve the degree of Analysis and through Community activities, especially in Jatisari Village. We, midwifery profession students at Ngudi Waluyo University, are trying to help solve analysis problems in Jatisari Village by holding several analysis programs</em></p> <p><em> </em></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Kebidanan Komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok risiko tinggi dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kebidanan. Pelayanan Kebidanan Komunitas adalah upaya yang dilakukan bidan untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan ibu dan balita dalam keluarga di masyarakat. Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan diluar rumah sakit atau institusi. Kebidanan komunitas dapat juga merupakan bagian atau kelanjutan dari pelayanan yang diberikan dirumah sakit dalam upaya menyelamatkan ibu dan bayi dalam proses kelahiranBidan komunitas mempunyai pengetahuan yang luas dalam segala aspek dalam kehamilan dan persalinan karena tugasnya adalah bersama-sama perempuan sebagai partner untuk menerima secara positif pengalaman proses kehamilan danpersalinan, serta mendukung keluarga agar dapat mengambil keputusan atau pilihan secara individual berdasarkan informasi yang telah diberikanKesehatan masyarakat sebagai seni/praktek mempunyai bentangan yang sangat luas. Semua kegiatan baik yang langsung maupun yang tidak langsung untuk mencegah penyakit (preventif), meningkatkan kesehatan (promotif), terapi (terapi fisik, mental, sosial) adalah upaya kesehatan masyarakat. Salah satu metode yang digunakan Dalam kegiatan pengabdian masyarakat adalah dilakukan dengan pendekatan problem solving cycle mulai pengkajian, analisa masalah, membuat prioritas masalah, merencanakan kegiatan, melaksanakan kegiatan dan evaluasi. Sasaran kegitan ini adalah faktor stunting. Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan selama 2 hari tertanggal 25 November sampai 26 November 2024 maka telah ditemukan adanya beberapa masalah yang layak diangkat untuk diberikan penyelesaian yang tepat diantaranya adalah terdapat masalah pada balita, Hipertensi pada lansisa dan desminorhea pada remaja Berdasarkan uraian di atas maka mahasiswa berkewajiban untuk menganalisa, merumuskan masalah memprioritaskan menegakkan analisa masalah melakukan perencanaan kegiatan mengimplementasikannya sehingga dapat dilakukan evaluasi atas semua rangkaian kegiatan dan pada akhirnya diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan derajat Analisa dan melalui kegiatan Komunitas khususnya di desa Jatisari Kami mahasiswa profesi kebidanan Universitas Ngudi Waluyo mencoba untuk membantu memecahkan masalah – masalah analisa yang ada di desa Jatisari dengan mengadakan beberapa program analisa.</p> Melly Kurnia Sari Ari Widyaningsih Amelia Hesti Pradita Agil Ayu Sabila Ardila Mutia Rahmadani Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo 2024-12-19 2024-12-19 3 2 1014 1022 Asuhan Kebidanan Continuity of Care (CoC) pada Ny “N” 27 Tahun dengan Gastroenteritis Akut dan Anemia Sedang di UPTD Puskesmas Ungaran https://callforpaper.unw.ac.id/index.php/semnasdancfpbidanunw/article/view/861 <p><em>Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR) are an important indicator of the level of public health. To reduce the MMR and IMR, this is done with Continuity of Care (CoC) program, namely continuous assistance from pregnancy to 42 days of the postpartum period. This research aims to provide Continuity of Care (CoC) midwifery care for Mrs N aged 27 years with acute gastroenteritis and moderate anemia at the Ungaran Health Center. The data collection method is using interviews, observation with primary and secondary data through the KIA Book, physical examination and this research began in June – August 2024. Based on the results of a comprehensive case study on Mrs N, 27 years old, 35 weeks 4 days pregnant, problems were acute gastroenteritis and moderate anemia. Mrs. N received 2 PRC tranfussion to threat the moderate anemia. During labor, obstructed labor occurred, so a Sectio Caesarea (SC) was performed. Postpartum visit (KF) were carried out 4 times and thepostpartum period was normal, there was no bleeding, good uterine contractions, and the surgical wound was dry. In newborn, anthropometric examination is normal. Neonatal visits (KN) were carried out 3 times and the baby was healthy. Mrs “N” decided to use condom for birth control. After being given comprehensive midwifery care starting from pregnancy, childbirth, postpartum, newborn, and neonates, care was found to run smoothly and the mother and baby were in good condition. It is hoped that patient can apply the counseling that has been provided so that it provides health benefits for the mother and baby and increases the mother’s knowledge about pregnancy, childbirth, postpartum, newborn, and neonates.</em></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi indikator penting derajat kesehatan masyarakat. Untuk menurunkan AKI dan AKB dilakukan dengan Continuity of Care (CoC) yaitu pendampingan berkelanjutan dari hamil hingga 42 hari masa nifas. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan asuhan kebidanan pada Ny N umur 27 tahun dengan gastroenteritis akut dan anemia sedang di UPTD Puskesmas Ungaran. Metode pengumpulan data yaitu menggunakan wawancara, observasi dengan data primer dan sekunder melalui Buku KIA, pemeriksaan fisik serta penelitian ini dimulai sejak bulan Juni-Agustus 2024. Pendokumentasian menggunakan SOAP. Berdasarkan hasil studi kasus secara komprehensif pada Ny N dari masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan neonatus didapatkan Ny N umur 27 tahun hamil 35 minggu 4 hari ditemukan masalah yaitu gastroenteritis akut dan anemia sedang. Ny. N mendapatkan tranfusi 2 PRC untuk penanganan anemia sedang. Saat persalinan terjadi partus macet sehingga dilakukan tindakan Sectio Caesarea (SC). Kunjungan nifas (KF) dilakukan 4 kali dan masa nifas berlangsung normal, tidak ada perdarahan, kontraksi uterus baik, dan luka operasi kering. Pada bayi baru lahir pemeriksaan antopometri normal. Kunjungan neonatal (KN) dilakukan 3 kali dan bayi dalam keadaan sehat. Ny N memutuskan untuk menggunakan KB kondom. Setelah diberikan asuhan kebidanan secara komprehensif mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan neonatus didapatkan asuhan berjalan dengan lancar serta ibu dan bayi dalam kondisi baik. Diharapkan pasien dapat menerapkan konseling yang telah diberikan sehingga memberikan manfaat kesehatan bagi ibu dan bayi serta menambah pengetahuan ibu tentang kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan neonatus.</p> Septyana Wachyu Hastuti Ninik Christiani Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo 2024-12-19 2024-12-19 3 2 1023 1034 Asuhan Kebidanan Continuity of Care (COC) Ny P Umur 25 Tahun di PMB Jumiyati https://callforpaper.unw.ac.id/index.php/semnasdancfpbidanunw/article/view/862 <p><em>Continuity of Care in midwifery is a series of continuous and comprehensive services starting from pregnancy, childbirth, postpartum, Newborn care (BBL), and Family Planning (KB) services that connect the health needs of women and the personal circumstances of each individual (Ningsih, 2017). The purpose of Continuity of Care is to monitor the progress of pregnancy, ensure maternal health and the development of the baby, identify any abnormalities or complications that may occur during pregnancy at an early stage, reduce the use of interventions during childbirth including Cesarean Section (C-Section), and increase the number of normal deliveries compared to women who plan for interventions (Ningsih, 2017). The midwife plays an important role in improving healthcare services for maternal and neonatal care to reduce maternal and infant mortality rates and enhance the health status of mothers and babies. One way to improve healthcare services is through comprehensive care during pregnancy, childbirth, postpartum, newborn care, and Family Planning services. In this care, the researcher used a descriptive research method with data collection techniques including interviews, observations, physical examinations, supporting examinations, documentation studies, and literature reviews. The research started on May 10, 2024, during the first visit of the mother and ended on August 1, 2024, during a Family Planning service with the implant method at PMB Jumiyati. The midwifery care provided was comprehensive, covering pregnancy, childbirth, newborn care, postpartum, and Family Planning services. In providing midwifery care, the mother was counseled and decided to use the injectable contraceptive method at PMB Jumiyati. Continuity of care continues to apply midwifery management, maintaining and improving competence in providing care according to midwifery service standards.</em></p> <p> </p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Continuity of Care dalam kebidanan adalah serangkaian kegiatan pelayanan yang berkelanjutan dan menyeluruh mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, pelayanan Bayi Baru Lahir (BBL) serta pelayanan Keluarga Berencana (KB) yang menghubungkan kebutuhan kesehatan perempuan dan keadaan pribadi setiap individu (Ningsih, 2017). Tujuan Continuity of Care yaitu untuk memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi, mengenal secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, mengurangi penggunaan intervensi pada saat persalinan termasuk SC, meningkatkan jumlah persalinan normal dibandingkan dengan perempuan yang merencanakan persalinan dengan tindakan (Ningsih, 2017). Upaya Bidan memiliki tugas penting untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi maternal dan neonatal agar dapat mengurangi angka kematian ibu dan bayi serta meningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayi. Salah satu cara untuk meningkatkan pelayanan kesehatan adalah dengan asuhan komperehensif dari kehamilan, persalinan, nifas serta bayi baru lahir danpelayanan KB. Dalam asuhan ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif teknik pengumpulan data yaitu melalui wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, studi dokumentasi dan studi daftar Pustaka. Penelitian di mulai pada tanggal 10 Mei 2024 pada saat kunjungan 1 ibu dan berakhir pada tanggal 1 Agustus 2024 saat pelayanan KB metode implant di PMB Jumiyati. Asuhan kebidana yang dilakukan secara menyeluruh mulai dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, masa nifas dan pelayanan KB. Dalam memberikan asuhan kebidanan KB ibu telah diberikan konseling dan memutuskan untuk menggunakan KB metode suntik di PMB Jumiyati. Asuhan kebidanan berkelanjutan (continuity of care) selanjutnya selalu menerapkan manajemen kebidanan, mempertahankan dan meningkatkan kompetensi dalam memberikan asuhan sesuai standar pelayanan kebidanan.</p> Jumiyati Ninik Christiani Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo 2024-12-19 2024-12-19 3 2 1035 1045 Asuhan Kebidanan Continuity of Care pada Ny. I Umur 27 Tahun GIIPIA0 Usia Kehamilan 38 Minggu, dengan Terapi Pijat Oksitosin pada Masa Nifas di PMB Esther Datuarrang Balikpapan https://callforpaper.unw.ac.id/index.php/semnasdancfpbidanunw/article/view/865 <p><em>One of the efforts to reduce maternal and infant mortality rates and improve the quality of life of mothers and children is carried out with a good care approach from a health worker in this case a midwife as the spearhead in providing optimal services. For this reason, comprehensive and complete services to a woman from pregnancy preparation, pregnancy, postpartum and family planning as well as care for neonates are provided continuously through continuity of care (CoC) midwifery care, which emphasizes that promotive and preventive efforts are as important as curative and rehabilitative efforts in each life cycle and at each level of service. Case study on Mrs. I, 27 years old, GIIPIA0, 38 weeks of pregnancy. Case study of comprehensive care for Mrs. I was carried out since Antenatal Care in the third trimester of physiology, Intranatal Care (INC) physiological and Newborn (BBL) physiological, Postnatal Care (PNC) physiological, Neonatal Care to using 3-month injection contraception. Physiological care in ANC, INC and BBL, PNC, and Neonatal Care are continuous according to the midwifery care plan. Complementary breast care and oxytocin massage during the postpartum period are given to the mother. There is no gap between theory and practice in providing care to Mrs. I with Continuity of Care (CoC) Midwifery Care.</em></p> <p> </p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Salah satu upaya menurunkan AKI dan AKB serta meningkatkan kualitas hidup ibu dan anak dilakukan dengan pendekatan asuhan yang baik dari seorang tenaga kesehatan dalam hal ini bidan menjadi ujung tombak dalam memberikan pelayanan yang optimal. Untuk itu pelayanan yang menyeluruh dan paripurna pada seorang wanita sejak dari persiapan kehamilan, hamil, nifas dan KB serta asuhan pada neonates di berikan secara berkesinambungan melalui asuhan kebidanan continuity of care (CoC), yang menekankan bahwa upaya promotif dan preventif sama pentingnya dengan upaya kuratif dan rehabilitatif pada tiap siklus kehidupan dan pada tiap level pelayanan. Studi kasus pada Ny. I usia 27 tahun GIIPIA0 Usia Kehamilan 38 minggu. Studi kasus asuhan komprehensif pada Ny. I dilakukan sejak Antenatal Care pada trimester III fisiologis, Intranatal Care (INC) fisiologis dan Bayi Baru Lahir (BBL) fisiologis, Postnatal Care (PNC) fisiologis, Neonatal Care hingga menggunakan KB suntik 3 bulan. Asuhan fisiologis pada ANC , INC dan BBL, PNC, dan Neonatal Care berkesinambungan sesuai dengan rencana asuhan kebidanan. Pemberian asuhan komplementer perawatan payudara dan pijat oksitosin pada masa nifas diberikan pada ibu. Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik dalam pemberian asuhan kepada Ny. I dengan Asuhan Kebidanan Continuity of Care (CoC).</p> Esther Datuarrang Rini Susanti Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo 2024-12-19 2024-12-19 3 2 1046 1054 Asuhan Kebidanan Continuity of Care (COC) pada Ny. P Umur 37 Tahun dengan Warm Compess di Wilayah Kerja Puskesmas Jimbaran https://callforpaper.unw.ac.id/index.php/semnasdancfpbidanunw/article/view/863 <p><em>The MMR in Semarang Regency in 2021 experienced a significant increase compared to 2020, if in 2020 it was 75.8 per 100,000 KH (7 cases), then in 2021 it will increase to 95.32 per 100,000 KH (10 cases). The greatest number of maternal deaths occurred in mothers aged &gt; 35 years (5 cases), mothers aged 20-35 years (1 case) and mothers aged &lt; 20 years (1 case). The highest mortality occurred during the delivery period (4 cases) and the postpartum period (3 cases). The method in this research is the case study method. Where researchers get information directly from patients based on Continuity of Care for pregnant women, giving birth, newborns, postpartum and family planning. Through the Varney and SOAP approaches. Results: Based on the results of a case study based on Continuity of Care from pregnancy to family planning counseling, it was found that midwifery care for Mrs. P during pregnancy, childbirth, newborns, postpartum and family planning was in accordance with theory and there were no gaps. Comprehensive midwifery care has been carried out on Mrs. P aged 37 years from pregnancy, childbirth, newborns, postpartum and family planning. The results show that the management is in accordance with theory and facts.</em></p> <p> </p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>AKI di Kabupaten Semarang 2021 mengalami peningkatan yang signifikan bila dibandingkan tahun 2020, bila di tahun 2020 yaitu sebanyak 75,8 per 100.000 KH (7 kasus) maka pada tahun 2021 naik menajdi 95,32 per100.000 KH (10 kasus). Kematian ibu terbesar terjadi pada ibu pada usia &gt; 35 tahun (5 kasus), usia ibu 20-35 tahun (1 kasus) dan usia ibu &lt; 20 tahun (1 kasus). Kematian tertinggi terjadi pada masa bersalin (4 kasus) dan masa nifas (3 kasus). Metode dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Dimana peneliti mendapatkan informasi langsung dari pasien dengan berbasis Continuity of Care pada ibu hamil, bersalin,, bayi baru lahir, nifas dan KB. Melalui pendekatan Varney dan SOAP.Berdasarkan hasil studi kasus berbasis Continuity of Care mulai dari kehamilan hingga konseling KB di dapatkan hasil bahwa asuhan kebidanan pada Ny.P selama masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan KB. Telah di lakukan asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny.P umur 37 tahun dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan KB didapatkan hasil bahwa penatalaksanaan sudah sesuai dengan teori dan fakta.</p> Sri Wahyuni Ninik Christiani Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo 2024-12-19 2024-12-19 3 2 1055 1066 Implementasi Problem Solving Cycle dalam Pelayanan Kebidanan Komunitas di RT 45 Kelurahan Graha Indah Kota Balikpapan https://callforpaper.unw.ac.id/index.php/semnasdancfpbidanunw/article/view/867 <p><em>Community midwifery is a midwifery service that emphasizes on psychosocial and cultural aspects in the community. Therefore, a midwife is required to be able to provide services that are individual or group (Wahyuni, 2018). Community midwifery is part of midwifery in the form of a series of knowledge and skills to provide midwifery services to mothers and children in the community in a certain area (Pinem, 2016). Midwifery services are one of the important aspects of the health system that focuses on maternal and child health. Midwives have a strategic role in providing health services, ranging from pregnancy checkups, childbirth, to postpartum care. The role of midwives is not only limited to health facilities, but also extends to the community, where they can reach and provide education and health services to the wider community. This activity began with an assessment carried out by direct interviews, observation and door-to-door secondary data collection in RT 45 Graha Indah Village. The assessment, which was carried out on October 14-17, 2024, has found that there are several problems that deserve to be raised to be given the right solution, including problems in pregnant women, breastfeeding mothers, toddlers and adolescents. Based on the description above, students are obliged to analyze, formulate problems, prioritize, enforce problem diagnosis, plan activities, implement them so that evaluation of all series of activities can be carried out and in the end it is hoped that students can improve their health through community activities, especially in RT 45 Graha Indah Village. We, midwifery students of Ngudi Waluyo University, try to help solve health problems in RT 45 Graha Indah Village by holding several health programs.</em></p> <p><em> </em></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan yang menekankan pada aspek - aspek psikososial budaya yang ada di komunitas. Maka seorang bidan dituntut mampu memberikan pelayanan yang bersifat individual maupun kelompok (Wahyuni, 2018). Kebidanan komunitas adalah bagian dari kebidanan yang berupa serangkaian ilmu dan ketrampilan untuk memberikan pelayanan kebidanan pada ibu dan anak yang berada dalam masyarakat diwilayah tertentu (Pinem, 2016). Pelayanan kebidanan merupakan salah satu aspek penting dalam sistem kesehatan yang berfokus pada kesehatan ibu dan anak. Bidan memiliki peran strategis dalam memberikan pelayanan kesehatan, mulai dari pemeriksaan kehamilan, persalinan, hingga perawatan pasca-persalinan. Peran bidan tidak hanya terbatas pada fasilitas kesehatan, tetapi juga meluas ke komunitas, di mana mereka dapat menjangkau dan memberikan pendidikan serta pelayanan kesehatan kepada masyarakat luas. Kegiatan ini diawali dengan pengkajian yang dilakukan dengan cara wawancara langsung, observasi dan pengambilan data sekunder secara <em>door to door</em> di RT 45 Kelurahan Graha Indah. Pengkajian yang dilakukan pada tanggal 14-17 Oktober 2024, maka telah ditemukan adanya beberapa masalah yang layak diangkat untuk diberikan penyelesaian yang tepat diantaranya adalah terdapat masalah pada ibu hamil, ibu menyusui, balita dan remaja. Berdasarkan uraian di atas maka mahasiswa berkewajiban untuk menganalisa, merumuskan masalah, memprioritaskan, menegakkan diagnosa masalah, melakukan perencanaan kegiatan, melakukan implementasi sehingga dapat dilakukan evaluasi atas semua rangkaian kegiatan dan pada akhirnya diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan derajat kesehatan melalui kegiatan komunitas khususnya di RT 45 Kelurahan Graha Indah. Kami mahasiswa profesi kebidanan Universitas Ngudi Waluyo mencoba untuk membantu memecahkan masalah-masalah kesehatan yang ada di RT 45 Kelurahan Graha Indah dengan melakukan beberapa kegiatan program kesehatan.</p> Annisa Efrilian Saepudin Lisa Siska Anggraini Puji Tri Lestari Nur Chasanah Astuty Lumbantoruan Luvi Dian Afriyani Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo 2024-12-19 2024-12-19 3 2 1067 1083 Asuhan Kebidanan Continuity of Care (COC) pada Ny. N dengan Massage Akupresure di PMB Kusbiyanti Brongkol Jambu https://callforpaper.unw.ac.id/index.php/semnasdancfpbidanunw/article/view/864 <p><em>Maternal health is one of the key focuses of the 2030 Agenda, particularly in SDG Goal 3, which targets a reduction in the Maternal Mortality Ratio (MMR) to 70 per 100,000 live births. However, the MMR in Indonesia remains high, with many deaths caused by pregnancy and childbirth complications. In 2021, Indonesia recorded 7,389 maternal deaths, a 56.69% increase compared to the previous year. The majority of maternal deaths in 2021 were related to COVID-19, hemorrhage, hypertension, and other complications. Data shows that most maternal deaths occurred during the postpartum period (62.27%), followed by pregnancy (24.80%) and childbirth (12.93%). Efforts to reduce MMR and Neonatal Mortality Rate (NMR) in Indonesia include providing comprehensive and high-quality maternal care, starting from prenatal visits, skilled birth attendance, to postpartum and newborn care. One of the main programs is Continuity of Care (COC), which ensures that maternal and neonatal health services are continuous from preconception to postpartum, with ongoing involvement of healthcare professionals. In Central Java, the highest maternal mortality rate was recorded in Brebes, while the lowest was in Magelang. In Semarang Regency, in 2022, the MMR was recorded at 87.60 per 100,000 live births, with the leading causes of maternal deaths being hemorrhage and hypertension. The implementation of COC at PMB Kusbiyanti, through continuous home visits and monitoring, meets the standards for improving the quality of maternal care. Overall, the implementation of Continuity of Care is expected to be an effective solution in reducing MMR and NMR in Indonesia. The method used in this study is a case study, which collects direct information from patients based on Continuity of Care for pregnant women, childbirth, newborns, postpartum, and family planning. The approach uses both varney and SOAP methods. Based on the study results conducted from pregnancy through family planning, it was found that the maternal care provided to Ms. N during pregnancy, childbirth, postpartum, newborn care, and family planning aligned with the theoretical framework and there were no gaps identified between theory and practice. Comprehensive care was provided to Ms. N, aged 32, throughout her pregnancy, childbirth, newborn care, postpartum, and family planning, with management in accordance with both theory and actual practice.</em></p> <p><em> </em></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Kesehatan ibu adalah salah satu fokus utama dalam Agenda 2030, khususnya Tujuan 3 SDGs yang menargetkan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup. Namun, AKI di Indonesia masih tinggi, dengan banyak kematian yang disebabkan oleh komplikasi kehamilan dan persalinan. Pada 2021, AKI Indonesia tercatat 7.389 kematian, meningkat 56,69% dibandingkan tahun sebelumnya. Sebagian besar kematian ibu pada tahun 2021 terkait COVID-19, perdarahan, hipertensi, dan komplikasi lainnya. Data menunjukkan bahwa kematian ibu paling banyak terjadi pada masa nifas (62,27%), diikuti oleh masa kehamilan (24,80%) dan persalinan (12,93%). Upaya untuk menurunkan AKI dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia mencakup pemberian asuhan kebidanan komprehensif dan berkualitas, mulai dari pemeriksaan kehamilan, persalinan oleh tenaga terlatih, hingga perawatan pasca persalinan dan bayi baru lahir. Salah satu program utama adalah Continuity of Care (COC), yang memastikan pelayanan kesehatan ibu dan bayi berjalan berkesinambungan dari prakonsepsi hingga pasca persalinan, dengan keterlibatan tenaga kesehatan yang terus menerus. Di Jawa Tengah, angka kematian ibu tertinggi tercatat di Kabupaten Brebes, sedangkan angka terendah di Kota Magelang. Di Kabupaten Semarang, pada tahun 2022, AKI tercatat 87,60 per 100.000 kelahiran hidup, dengan penyebab kematian ibu yang dominan adalah perdarahan dan hipertensi. Pelaksanaan COC di PMB Kusbiyanti, dengan pemeriksaan dan kunjungan rumah secara berkelanjutan, sudah memenuhi standar untuk meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan. Secara keseluruhan, implementasi Continuity of Care diharapkan dapat menjadi solusi efektif dalam menurunkan AKI dan AKB di Indonesia. Metode dalam penelitian ini yaitu studi kasus. Dimana mendapatkan informasi pasien secara langsung dengan berbasis Continuity of Care pada ibu hamil, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan KB. Melalui pendekatan secara varney dan SOAP. Berdasarkan hasil studi yang telah dilakukan mulai dari kehamilan sampai fase KB. Didapatkan hasil bahwa asuhan keidanan pada Ny.N selama hamil, persalinan, bayi baru lahir, nifas, dan KB sesuai dengan teori dan didapatkan tidak ada kesenjangan dengan teori. Telah dilakukan asuhan secara komprehensif pada Ny. N Umur 32 Tahun dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, dan KB didapatkan hasil bahwa penatalaksanaan teori sesuai secara dan fakta.</p> Kusbiyanti Ninik Christiani Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo 2024-12-19 2024-12-19 3 2 1084 1093 Asuhan Kebidanan Continuity of Care (COC) pada Ny. A di Pustu Ngajaran Wilayah Puskesmas Tuntang https://callforpaper.unw.ac.id/index.php/semnasdancfpbidanunw/article/view/868 <p><em>Maternal health is one of the main focuses of the 2030 Agenda, particularly Sustainable Development Goal (SDG) 3, which aims to reduce the Maternal Mortality Ratio (MMR) to 70 per 100,000 live births. However, Indonesia’s MMR remains high, with many deaths caused by pregnancy and childbirth complications. In 2021, Indonesia recorded 7,389 maternal deaths, a 56.69% increase compared to the previous year. The majority of these deaths were related to COVID-19, hemorrhage, hypertension, and other complications. Data shows that most maternal deaths occurred during the postpartum period (62.27%), followed by the pregnancy period (24.80%) and childbirth (12.93%). Efforts to reduce MMR and the Infant Mortality Rate (IMR) in Indonesia include providing comprehensive and quality midwifery care, from pregnancy checkups and skilled birth attendance to postpartum and newborn care. One of the main programs is Continuity of Care (COC), which ensures the ongoing health services for mothers and babies from preconception to postpartum, with continuous involvement from healthcare workers. In Central Java, the highest maternal mortality rate was recorded in Brebes Regency, while the lowest was in Magelang City. In Semarang Regency, the MMR in 2022 was recorded at 87.60 per 100,000 live births, with the leading causes of maternal death being hemorrhage and hypertension. The implementation of COC at PMB Kusbiyanti, with continuous checkups and home visits, meets the standards to improve the quality of midwifery services. Overall, the implementation of Continuity of Care is expected to be an effective solution in reducing MMR and IMR in Indonesia. This study uses a case study design to evaluate comprehensive midwifery care for Mrs. A, a 30-year-old mother. The care provided covers pregnancy, childbirth, newborn care, postpartum period, and family planning. Data was collected through interviews, observations, physical examinations, and documentation using the Varney approach and SOAP method. The results of the study show that the midwifery care provided to Mrs. A was consistent with the theory, with no gaps found. Antenatal Care (ANC) visits were conducted 8 times, in line with the standards. The childbirth proceeded normally, with a healthy baby and management according to the 60-step APN. The postpartum period and newborn visits were smooth without complications. The patient plans to use the minipill for contraception after discussing it with her partner. Continuity of Care for Mrs. A has been optimally implemented. The provision of comprehensive midwifery care according to theory contributed to the prevention of complications and supported the health of both the mother and the baby.</em></p> <p><em> </em></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Kesehatan ibu adalah salah satu fokus utama dalam Agenda 2030, khususnya Tujuan 3 SDGs yang menargetkan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup. Namun, AKI di Indonesia masih tinggi, dengan banyak kematian yang disebabkan oleh komplikasi kehamilan dan persalinan. Pada 2021, AKI Indonesia tercatat 7.389 kematian, meningkat 56,69% dibandingkan tahun sebelumnya. Sebagian besar kematian ibu pada tahun 2021 terkait COVID-19, perdarahan, hipertensi, dan komplikasi lainnya. Data menunjukkan bahwa kematian ibu paling banyak terjadi pada masa nifas (62,27%), diikuti oleh masa kehamilan (24,80%) dan persalinan (12,93%). Upaya untuk menurunkan AKI dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia mencakup pemberian asuhan kebidanan komprehensif dan berkualitas, mulai dari pemeriksaan kehamilan, persalinan oleh tenaga terlatih, hingga perawatan pasca persalinan dan bayi baru lahir. Salah satu program utama adalah Continuity of Care (COC), yang memastikan pelayanan kesehatan ibu dan bayi berjalan berkesinambungan dari prakonsepsi hingga pasca persalinan, dengan keterlibatan tenaga kesehatan yang terus menerus. Di Jawa Tengah, angka kematian ibu tertinggi tercatat di Kabupaten Brebes, sedangkan angka terendah di Kota Magelang. Di Kabupaten Semarang, pada tahun 2022, AKI tercatat 87,60 per 100.000 kelahiran hidup, dengan penyebab kematian ibu yang dominan adalah perdarahan dan hipertensi. Pelaksanaan COC di PMB Kusbiyanti, dengan pemeriksaan dan kunjungan rumah secara berkelanjutan, sudah memenuhi standar untuk meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan. Secara keseluruhan, implementasi Continuity of Care diharapkan dapat menjadi solusi efektif dalam menurunkan AKI dan AKB di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain studi kasus untuk mengevaluasi asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny. A, seorang ibu berusia 30 tahun. Pelaksanaan asuhan meliputi kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, masa nifas, dan keluarga berencana. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dan dokumentasi menggunakan pendekatan secara varney dan SOAP. Hasil studi menunjukkan bahwa asuhan kebidanan pada Ny. A sesuai dengan teori tanpa ditemukan kesenjangan. Kunjungan ANC dilakukan sebanyak 8 kali sesuai standar. Persalinan berjalan normal, dengan bayi lahir sehat dan penatalaksanaan sesuai 60 langkah APN. Masa nifas dan kunjungan bayi baru lahir berjalan lancar tanpa komplikasi. Pasien merencanakan penggunaan kontrasepsi minipil setelah berdiskusi dengan pasangan. Continuity of Care pada Ny. A telah diterapkan secara optimal. Implementasi asuhan kebidanan komprehensif sesuai teori berkontribusi pada pencegahan komplikasi dan mendukung kesehatan ibu serta bayi.</p> Lis Sugiarti Ninik Christiani Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo 2024-12-19 2024-12-19 3 2 1094 1103 Asuhan Kebidanan Continuity of Care pada Ny. W Usia 35 Tahun GIIPIA0 di RSIA Asih Balikpapan https://callforpaper.unw.ac.id/index.php/semnasdancfpbidanunw/article/view/872 <p><em>Comprehensive and complete services for a woman from pregnancy preparation, pregnancy, postpartum and family planning as well as care for neonates are provided continuously through continuity of care (CoC) midwifery care, which emphasizes that promotive and preventive efforts are as important as curative and rehabilitative efforts in each life cycle and at each level of service. During the pregnancy process, health problems can arise and pose a risk to the mother and fetus. Problems related to lack of amniotic fluid called oligohydramnios are one of the risks during pregnancy because amniotic fluid is very important for fetal growth and development. For this reason, skilled midwives are needed to carry out clinical procedures with analytical, critical and precise abilities in managing care for women through a continuity of care approach. The case study research method on Mrs. W, 35 years old, GIIPIA0, 38 weeks of gestation at the first contact on July 13, 2024 at RSIA ASIH Balikpapan until the 4th postpartum visit on the 40th day, the mother gave birth by cesarean section. Case study of comprehensive care for Mrs. W was conducted since Antenatal Care in the third trimester, Intranatal Care (INC) Pre-Cesarean and Newborn (BBL), Postnatal Care (PNC) Post-Cesarean, Neonatal Care until using IUD KB. ANC care, INC Pre-Cesarean and BBL, PNC Post-Cesarean, and Neonatal Care were continuous according to the midwifery care plan. There was no gap between theory and practice in providing care to Mrs. W with Continuity of Care (CoC) Midwifery Care.</em></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Pelayanan yang menyeluruh dan paripurna pada seorang wanita sejak dari persiapan kehamilan, hamil, nifas dan KB serta asuhan pada neonates di berikan secara berkesinambungan melalui asuhan kebidanan <em>continuity of care</em> (CoC), yang menekankan bahwa upaya promotif dan preventif sama pentingnya dengan upaya kuratif dan rehabilitatif pada tiap siklus kehidupan dan pada tiap level pelayanan.Selama proses kehamilan gangguan kesehatan dapat muncul dam memberikan resiko bagi ibu dan janin. Masalah yang berkaitan dengan kurangnya cairan amnion yang disebut <em>oligohidramnion</em> merupakan salah satu resiko selama kehamilan karena cairan amnion sangat penting bagi tumbuh kembang janin. Untuk itu dibutuhkan tenaga bidan yang terampil melakukan prosedur klinis dengan kemampuan analisis, kritis dan tepat dalam penatalaksanaan asuhan pada perempuan melalui pendekatan <em>continuity of care</em>. Metode penelitian studi kasus pada Ny. W usia 35 tahun GIIPIA0 Usia Kehamilan 38 minggu pada kontak pertama pada tanggal 13 Juli 2024 di RSIA ASIH Balikpapan hingga kunjungan nifas ke-4 pada hari ke 40, ibu dengan persalinan <em>sectio caesarea</em>. Studi kasus asuhan komprehensif pada Ny.W dilakukan sejak <em>Antenatal Care</em> pada trimester III, <em>Intranatal Care</em> (INC) Pra <em>sectio caesarea</em> dan Bayi Baru Lahir (BBL), <em>Postnatal Care</em> (PNC) <em>Post sectio caesarea</em>, <em>Neonatal Care</em> hingga menggunakan KB IUD. Asuhan ANC, INC Pra <em>sectio caesarea</em> dan BBL, PNC Post <em>sectio caesarea</em>, dan <em>Neonatal Care </em>berkesinambungan sesuai dengan rencana asuhan kebidanan. Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik dalam pemberian asuhan kepada Ny. W dengan Asuhan Kebidanan <em>Continuity of Care </em>(CoC).</p> Dian Dwi Iswati Masruroh Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo 2024-12-19 2024-12-19 3 2 1104 1112 Asuhan Kebidanan Continuity of Care pada Ny. S Umur 29 Tahun, GIIIPIIA0 Usia Kehamilan 38 Minggu Fisiologis di PMB Marusia Inna Balikpapan https://callforpaper.unw.ac.id/index.php/semnasdancfpbidanunw/article/view/874 <p><em>One of the efforts to reduce maternal and neonatal mortality and improve the quality of life of mothers and children is carried out with a good care approach from a health worker in this case a midwife as the spearhead in providing optimal services. For this reason, comprehensive and complete services to a woman from pregnancy preparation, pregnancy, postpartum and family planning as well as neonatal care are provided continuously through continuity of care (CoC) midwifery care, which emphasizes that promotive and preventive efforts are as important as curative and rehabilitative efforts in each life cycle and at each level of service. Case study on Mrs. S aged 29 years GIIIPIIA0 Gestational Age 38 weeks. Case study of comprehensive care on Mrs. S was carried out since Antenatal Care in the third trimester of physiology, physiological Intranatal Care (INC) and physiological Newborn (BBL), physiological Postnatal Care (PNC), physiological Neonatal Care to using KB implants. Physiological care ANC, INC and BBL, PNC, and Neonatal Care are continuous in accordance with the midwifery care plan. There is no gap between theory and practice in providing care to Mrs. S with Continuity of Care (CoC) Midwifery Care.</em></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Salah satu upaya menurunkan AKI dan AKB serta meningkatkan kualitas hidup ibu dan anak dilakukan dengan pendekatan asuhan yang baik dari seorang tenaga kesehatan dalam hal ini bidan menjadi ujung tombak dalam memberikan pelayanan yang optimal. Untuk itu pelayanan yang menyeluruh dan paripurna pada seorang wanita sejak dari persiapan kehamilan, hamil, nifas dan KB serta asuhan pada neonatus di berikan secara berkesinambungan melalui asuhan kebidanan continuity of care (CoC), yang menekankan bahwa upaya promotif dan preventif sama pentingnya dengan upaya kuratif dan rehabilitatif pada tiap siklus kehidupan dan pada tiap level pelayanan. Studi kasus pada Ny. S usia 29 Tahun GIIIPIIA0 Usia Kehamilan 38 minggu kontak pertama pada tanggal 22 September 2024 di PMB Marusia Inna Balikpapan. Studi kasus asuhan komprehensif pada Ny. S dilakukan sejak Antenatal Care pada trimester III fisiologis, Intranatal Care (INC) fisiologis dan Bayi Baru Lahir (BBL) fisiologis, Postnatal Care (PNC) fisiologis, Neonatal Care fisiologis hingga menggunakan KB implant. Asuhan fisiologis ANC, INC dan BBL, PNC, dan Neonatal Care berkesinambungan sesuai dengan rencana asuhan kebidanan. Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik dalam pemberian asuhan kepada Ny. S dengan Asuhan Kebidanan Continuity of Care (CoC).</p> Marusia Inna Heni Hirawati Pranoto Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo 2024-12-19 2024-12-19 3 2 1113 1123 Pencegahan Stunting dengan Gizi Seimbang di Wilayah Sebantengan, Kelurahan Ungaran, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang https://callforpaper.unw.ac.id/index.php/semnasdancfpbidanunw/article/view/875 <p><em>Stunting in Indonesia is a nutritional problem in children that needs attention. Stunting is a condition of failure to thrive in children under five caused by chronic malnutrition, recurrent infectious diseases, and inadequate psychosocial stimulation. The main problem in the Sebantengan area, Ungaran Village, West Ungaran District, is that out of 37 toddlers, there is 1 stunted toddler (2.7%) due to the mother's lack of knowledge about MPASI. From the problems found, an alternative solution to the problem was obtained, namely by holding an outreach activity for cadres about "Preventing Stunting with Balanced Nutrition" which was held on October 30 2024. The outreach activity was attended by 10 posyandu cadres. This activity includes several stages, starting with the activity of filling out the pretest questionnaire, followed by counseling about "Preventing Stunting with Balanced Nutrition", questions and answers, activities for filling out the posttest questionnaire, and distribution of prizes for participants. From the pretest activities, the mean value was 95 and the posttest obtained the mean value 100, so it can be concluded that there was an increase in respondents' knowledge about how to prevent stunting with balanced nutrition. It is hoped that this activity can overcome the stunting problem in the Sebantengan area, Ungaran Village, West Ungaran District, Semarang Regency.</em></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Stunting di Indonesia merupakan permasalahan gizi pada anak yang perlu mendapat perhatian. Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, penyakit infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai. Masalah utama di wilayah Sebantengan Kelurahan Ungaran Kecamatan Ungaran Barat adalah dari 37 balita, terdapat 1 balita stunted (2.7%) yang disebabkan kurangnya pengetahuan ibu tentang MPASI. Dari masalah yang ditemukan maka didapatkan alternatif pemecahan masalah yaitu dengan mengadakan kegiatan penyuluhan terhadap kader tentang “Cegah Stunting dengan Gizi Seimbang” yang dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober 2024. Kegiatan penyuluhan diikuti oleh 10 kader posyandu. Kegiatan ini meliputi beberapa tahapan, diawali kegiatan pengisian kuesioner pretest, dilanjutkan dengan penyuluhan tentang “Cegah Stunting dengan Gizi Seimbang”, tanya jawab, kegiatan pengisian kuesioner posttest,, dan pembagian hadiah untuk peserta. Dari kegiatan pretest didapatkan nilai mean 95 dan posttest didapatkan nilai mean 100, sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan responden tentang cara pencegahan stunting dengan gizi seimbang. Diharapkan dengan kegiatan tersebut dapat mengatasi permasalahan stunting yang ada di wilayah Sebantengan, Kelurahan Ungaran, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.</p> Istatik Ulyanita Putri Arintasari Septyana Wachyu Hastuti Heni Hirawati Pranoto Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo 2024-12-19 2024-12-19 3 2 1124 1129 Asuhan Kebidanan Continuity of Care (COC) pada Ny N Usia 26 Tahun G1P0A0 di Wilayah Kerja Puskesmas Graha Indah https://callforpaper.unw.ac.id/index.php/semnasdancfpbidanunw/article/view/877 <p><em>The Maternal Mortality Rate (MMR) in Balikpapan City in 2020 was 73 per 100,000 live births with an AKI achievement rate of 83.44%. The Infant Mortality Rate (AKB) was 7 per 1,000 live births in 2020 with an achievement rate of 50% increase in AKB, and the 2020 Toddler Mortality Rate was 7 per 1,000 live births with an increase in the achievement rate of 66.67% (Balikpapan et al. 2021). Comprehensive midwifery care is an obstetric care that is provided comprehensively from pregnancy, childbirth, newborns, postpartum, neonatal to family planning and is one of the efforts to reduce AKI and AKB (Aprianti 2023). The purpose of this study is to provide obstetric care to Mrs. N comprehensively from pregnancy, childbirth, postpartum, newborn, neonate and family planning. The method in this care is to use data collection methods through interviews, observations, physical examinations, supporting examinations, documentation studies and bibliographic studies. This research started from June 3, 2024 to July 17, 2024. The results in Mrs. N's pregnancy care were normal, no problems were found. There was a gap in the gestational age of Mrs. N during childbirth, but Mrs. N was able to carry out labor normally. The care of male newborns was not found to be a danger sign. During the postpartum period, no problems were found. The family planning care for Mrs. N has decided to use 3-month Injectable Birth Control and no problems were found. The conclusion of the management has been that care has been carried out comprehensively and runs normally without complications. The advice in this care is that comprehensive care needs to be carried out so that the health of mothers and babies can be monitored.</em></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Angka Kematian Ibu (AKI) di Kota Balikpapan pada tahun 2020 adalah 73 per 100.000 kelahiran hidup dengan tingkat pencapaian AKI sebesar 83,44%. Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 7 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2020 dengan tingkat pencapaian peningkatan AKB sebesar 50%, serta Angka Kematian Balita 2020 yaitu 7 per 1.000 kelahiran hidup dengan peningkatan angka pencapaian sebesar 66,67% (DKK Balikpapan, 2021). Asuhan kebidanan komprehensif merupakan asuhan kebidanan yang diberikan secara menyeluruh dari mulai hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas, neonatal sampai pada keluarga berencana dan merupakan salah satu upaya untuk menurunkan AKI dan AKB (Aprianti, 2023). Tujuan penelitian ini yaitu memberikan asuhan kebidanan pada Ny.N secara komprehensif dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, neonatus dan KB. Metode dalam asuhan ini yaitu menggunakan metode pengumpulan data melalui wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, studi dokumentasi dan studi daftar pustaka. Penelitian ini dimulai sejak tanggal 03 Juni 2024 sampai tanggal 17 Juli 2024. Hasil pada asuhan kehamilan Ny.N normal tidak ditemukan masalah. Asuhan pada persalinan terdapat kesenjangan pada usia kehamilan Ny.N saat bersalin namun Ny.N dapat menjalankan persalinan dengan normal. Asuhan pada bayi baru lahir berjenis kelamin laki-laki, tidak ditemukan tanda bahaya. Pada masa nifas berlangsung normal tidak ditemukan masalah. Asuhan keluarga berencana pada Ny.N telah memutuskan untuk menggunakan KB Suntik 3 bulan dan tidak ditemukan masalah. Kesimpulan dari penatalaksanaan telah dilakukan asuhan secara komprehensif dan berjalan dengan normal tanpa penyulit. Saran dalam asuhan ini yaitu asuhan komprehensif perlu dilakukan agar kesehatan ibu dan bayi dapat terpantau.</p> Lisa Siska Anggraini Moneca Dyah Listiyaningsih Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo 2024-12-19 2024-12-19 3 2 1130 1142 Asuhan Kebidanan pada Ny. S.W Umur 34 Tahun G2P1A0 di Puskesmas Patean Kabupaten Kendal https://callforpaper.unw.ac.id/index.php/semnasdancfpbidanunw/article/view/878 <p><em>The Maternal Mortality Rate (MMR) is one indicator of the success of a country's services. Every day in 2020, nearly 800 women died from preventable causes related to pregnancy and childbirth. A maternal death occurred almost every two minutes in 2020. Between 2000 and 2020, the maternal mortality ratio (MMR, the number of maternal deaths per 100,000 live births) fell by about 34% worldwide. Nearly 95% of all maternal deaths occurred in low- and lower-middle-income countries in 2020. Complications that cause maternal death are bleeding, infection, and preeclampsia. Care by health professionals before, during, and after childbirth can save the lives of women and newborns (WHO, 2024). The purpose of this midwifery care is to implement comprehensive midwifery care in a continuity of care (COC) manner for Mrs. S.W., Age 34, G2P1A0, at Patean Health Center, Kendal Regency, with a descriptive approach by conducting anamnesis and observation of patients starting from pregnancy, childbirth, postpartum, and at the time of choosing contraceptives and documenting using SOAP. While health services for children are carried out when the baby is born, neonatal visits and counseling on how to care for the umbilical cord lead to exclusive breastfeeding. The method used in comprehensive care for pregnant women, giving birth, postpartum, neonates, and family planning is a descriptive method. The type of final assignment report used is a case study. Data collection techniques use interview methods and direct observation of patients. The results obtained from comprehensive assistance in continuity of care (COC) on Mrs. S.W. are from pregnancy, childbirth, postpartum, and newborns until the mother uses contraceptives, which occur physiologically and there are no complications. The conclusion obtained by the author from carrying out comprehensive midwifery care in continuity of care (COC) on Mrs. S.W. is that as health workers, especially midwives, we can implement comprehensive midwifery care to reduce maternal and infant mortality rates.</em></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan suatu negara. Setiap hari di tahun 2020, hampir 800 wanita meninggal karena penyebab yang dapat dicegah terkait kehamilan dan persalinan. Kematian ibu terjadi hampir setiap dua menit pada tahun 2020. Antara tahun 2000 dan 2020, rasio kematian ibu (MMR, jumlah kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup) turun sekitar 34% di seluruh dunia. Hampir 95% dari seluruh kematian ibu terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah pada tahun 2020. Komplikasi yang menyebabkan kematian ibu yaitu perdarahan, infeksi dan preeklampsia. Perawatan oleh tenaga kesehatan profesional sebelum, selama, dan setelah melahirkan dapat menyelamatkan nyawa wanita dan bayi baru lahir (WHO, 2024). Tujuan dari asuhan kebidanan ini adalah untuk menerrapkan asuhan kebidanan komperhensif secara Continuity of Care (COC) pada Ny. S.W Umur 34 Tahun G2P1A0 di Puskesmas Patean Kabupaten Kendal dengan pendekatan secara deskriptif dengan melakukan anamnesa dan observasi kepada pasien mulai dari kehamilan, persalinan, Nifas dan pada saat pemilihan alat kontrasepsi seta mendokumentasikan menggunakan SOAP. Sedangkan pelayanan kesehan pada anak dilakukan pada saat bayi baru lair, kunjungan neonatus dan melakukan konseling tentang cara perawatan tali pusat hingga asi Ekslusif. Metode yang digunakan dalam asuhan komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB ini adalah metode deskriptif. Jenis laporan tugas akhir yang digunakan adalah studi kasus (case study). Teknik pengumpulan data menggunakan metode interview dan observasi langsung terhadap pasien. Hasil yang diperoleh dari pendampingan komperhensif secara Continuity of care (COC) pada Ny. S.W adalah dari masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir hingga ibu menggunakan alat kontrasepsi yaitu terjadi secara fisiologis dan tidak ada penyulit. Kesimpulan yang diperoleh penulis dari melakukan asuhan kebidanan komperhensif secara Continuity of Care (COC) pada Ny. S.W adalah bahwa sebagai tenaga kesehatan khususnya Bidan dapat menerapkan asuhan kebidanan secara komperhensif untuk menurunkan AKI dan AKB.</p> Kusbaryati Ari Widyaningsih Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo 2024-12-19 2024-12-19 3 2 1143 1150 Asuhan Kebidanan Continuity of Care (COC) pada Ny D Umur 28 Tahun G2P1A0 di PMB Sulasih https://callforpaper.unw.ac.id/index.php/semnasdancfpbidanunw/article/view/879 <p><em>The period of pregnancy, childbirth, postpartum, neonate is a physiological condition that is likely to threaten the life of the mother and baby and even cause death. One of the efforts made is to implement comprehensive care that can optimize early detection of high risk for mothers and babies. The aim of this research is to carry out comprehensive midwifery care for pregnant, maternity, postpartum and neonate mothers at the primary health center. The method used is descriptive research and the type of descriptive research used is a case study (Case Study). The data collection technique used is using Primary data and secondary data. Primary data was obtained through interviews, observation and physical examination, as well as documentation using SOAP with Varney's management mindset. while secondary data is data obtained from the KIA book. The sample is a pregnant woman in the third trimester, gestation age 40 weeks G2P1A0. The time of the research was in the work area of the community health center. The results of the care obtained by Mrs. D received antibiotic therapy and mefenamic acid. The postpartum period progressed normally, there was no bleeding, good contractions, lochea rubra. Grade 1 perineal wound, the mother received vitamin A. The newborn had an anthropometric examination of 2800 grams. Mrs. D received counseling exclusive breastfeeding and newborn care, Mrs. D decided to use 3-month injectable birth control.</em></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Masa kehamilan, persalinan, nifas, neonatus merupakan suatu keadaan fisiologis yang kemungkinan mengancam jiwa ibu, bayi bahkan menyebabkan kematian, salah satu Upaya yang dilakukan yaitu dengan menerapkan asuhan komprehensif yang dapat mengoptimalkan deteksi dini resiko resiko tinggi maternal dan neonatal. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas dan neonatus di puskesmas suruh, metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan jenis penelitian deskriptif yang digunakan adalah studi penelaahan kasus (Case Study), Teknik Pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan data Primer dan data sekunder. Data Primer diperoleh melalui wawancara, observasi dan pemeriksaan Fisik, serta dokumentasi menggunakan SOAP dengan pola piker manajemen Varney. sedangkan data Sekunder adalah data yang diperoleh dari buku KIA. Sample adalah seorang ibu hamil trimester III usia kehamilan 40 minggu G2P1A0. Waktu penelitian yaitu di PMB Sulasih wilayah kerja Puskemas Dadapayam. Hasil asuhan yang didapat Ny. D umur 28 G2P1A0 usia kehamilan 40 Minggu, persalinan berlangsung secara normal. Ny. D mendapatkan terapi antibiotic, dan asam mefenamic . masa nifas berlangsung secara normal , tidak ada pendarahan, kontraksi baik, lochea rubra. Luka perineum grade 1, ibu mendapatkan vitamin A. pada bayi baru lahir didapatkan pemeriksaan antopometri BB 2800 gram. Ny. D mendapatkan konseling tentang asi eksklusif dan perawatan bayi baru lahir, Ny. D memutuskan untuk menggunakan KB suntik 3 bulan.</p> Sulasih Heni Setyowati Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo 2024-12-19 2024-12-19 3 2 1151 1159 Asuhan Kebidanan Continuity of Care pada Ny. R Usia 32 Tahun GIIPIA0 di RSIA Asih Balikpapan https://callforpaper.unw.ac.id/index.php/semnasdancfpbidanunw/article/view/880 <p><em>The process of pregnancy and childbirth is still something that is risky and can be life-threatening for mothers and babies in Indonesia. Comprehensive and complete services for a woman from pregnancy preparation, pregnancy, postpartum and family planning as well as care for neonates are provided continuously through continuity of care (CoC) midwifery care, which emphasizes that promotive and preventive efforts are as important as curative and rehabilitative efforts in each life cycle and at each level of service. During the pregnancy process, health problems can arise and pose a risk to the mother and fetus. Problems related to lack of amniotic fluid called oligohydramnios are one of the risks during pregnancy because amniotic fluid is very important for fetal growth and development. For this reason, skilled midwives are needed to carry out clinical procedures with analytical, critical and precise abilities in managing care for women through a continuity of care approach. The case study research method on Mrs. R, 32 years old, GIIPIA0, 38 weeks of pregnancy with a cesarean section delivery. Case study of comprehensive care for Mrs. I was conducted since Antenatal Care in the third trimester, Intranatal Care (INC) Pre-Cesarean and Newborn (BBL), Postnatal Care (PNC) Post-Cesarean, Neonatal Care until </em><em>using 3-month injection contraception.</em><em> ANC care, INC Pre-Cesarean and BBL, PNC Post-Cesarean, and Neonatal Care were continuous according to the midwifery care plan. There was no gap between theory and practice in providing care to Mrs. R with Continuity of Care (CoC) Midwifery Care.</em></p> <p><em> </em></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Proses kehamilan dan persalinan masih merupakan sesuatu yang berisiko dan dapat mengancam nyawa bagi ibu dan bayi di Indonesia. Pelayanan yang menyeluruh dan paripurna pada seorang wanita sejak dari persiapan kehamilan, hamil, nifas dan KB serta asuhan pada neonates di berikan secara berkesinambungan melalui asuhan kebidanan <em>continuity of care</em> (CoC), yang menekankan bahwa upaya promotif dan preventif sama pentingnya dengan upaya kuratif dan rehabilitatif pada tiap siklus kehidupan dan pada tiap level pelayanan.Selama proses kehamilan gangguan kesehatan dapat muncul dan memberikan resiko bagi ibu dan janin. Masalah yang berkaitan dengan kurangnya cairan amnion yang disebut <em>oligohidramnion</em> merupakan salah satu resiko selama kehamilan karena cairan amnion sangat penting bagi tumbuh kembang janin. Untuk itu dibutuhkan tenaga bidan yang terampil melakukan prosedur klinis dengan kemampuan analisis, kritis dan tepat dalam penatalaksanaan asuhan pada perempuan melalui pendekatan <em>continuity of care</em>. Metode penelitian studi kasus pada Ny. R usia 32 Tahun GIIPIA0 Usia Kehamilan 38 minggu dengan persalinan <em>sectio caesarea</em>. Studi kasus asuhan komprehensif pada Ny.I dilakukan sejak <em>Antenatal Care</em> pada trimester III, <em>Intranatal Care</em> (INC) Pra <em>sectio caesarea</em> dan Bayi Baru Lahir (BBL), <em>Postnatal Care</em> (PNC) <em>Post sectio caesarea</em>, <em>Neonatal Care</em> hingga menggunakan KB suntik 3 bulan. Asuhan ANC, INC Pra <em>sectio caesarea</em> dan BBL, PNC Post <em>sectio caesarea</em>, dan <em>Neonatal Care </em>berkesinambungan sesuai dengan rencana asuhan kebidanan. Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik dalam pemberian asuhan kepada Ny. R dengan Asuhan Kebidanan <em>Continuity of Care </em>(CoC).</p> Muzayarah Moneca Diah Listiyaningsih Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo 2024-12-19 2024-12-19 3 2 1160 1168 Asuhan Kebidanan Continuity of Care (COC) pada Ny. S Umur 26 Tahun di RSU Puri Asih Salatiga https://callforpaper.unw.ac.id/index.php/semnasdancfpbidanunw/article/view/882 <p><em>In order to accelerate the achievement of maternal mortality and infant mortality reduction targets, Indonesia has a programme that has focused on continuity of care. During this decade, midwifery care is carried out by combining conventional and complementary midwifery services, and has become an important part of midwifery practice to reduce medical interventions both during pregnancy, childbirth and the postpartum period. Therefore, the author is interested in conducting midwifery care entitled ‘Comprehensive Midwifery Care for Mrs S Age 26 at Puri Asih Salatiga General Hospital’. The method used in Contuinity of Care is case study. The results of the care provided are in the care of pregnancy Mrs.S 26 years old G1P0A0 there are no complaints and the care provided during the visit is to provide counselling to the mother according to gestational age. In labour care of Ny.S G1P0A0 with gestational age of 41 weeks was conducted at Puri Asih Salatiga General Hospital. During the first stage of labour, relaxation techniques and efflurage massage were performed. Labour went normally, the baby was born spontaneously and cried immediately, the male sex, in the management used 60 steps of APN and there was a gap between theory and fact, namely in the length of time 2 which was only 1 hour. In the postpartum period, KF1 monitoring was carried out at 8 hours postpartum, KF2 at 7 days postpartum, KF3 at 2 weeks postpartum, and KF4 at 4 weeks postpartum. At KF1, the mother experienced low milk production so oxytocin massage was given. Subsequent monitoring found no complaints, the mother was able to carry out her role as a mother without difficulty because there were no suture wounds. The process of uterine involution took place normally which was not accompanied by puerperal infection. At 4 weeks postpartum counselling was given about various methods of contraception and the mother chose to use 3-month injectable birth control. There is no gap between theory and fact. In newborn care, care was carried out up to 2 weeks with no complications. Mrs S's baby had a significant weight gain, this showed that the baby's nutrition was sufficient because the baby was always given breast milk on demand so that the baby's weight continued to increase every week. There is no gap between theory and fact. It is expected that the client can apply the midwifery care that has been given so that it can increase knowledge and experience.</em></p> <p><em> </em></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Dalam rangka mempercepat pencapaian target penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi, Indonesia memiliki program yang sudah terfokus pada pelayanan kebidanan yang berkesinambungan (Continuity of Care). Selama satu dekade ini, asuhan kebidanan dilaksanakan dengan mengkombinasikan pelayanan kebidanan konvensional dan komplementer, serta telah menjadi bagian penting dari praktik kebidanan untuk mengurangi intervensi medis baik saat masa kehamil, persalinan maupun masa nifas. Sehingga penulis tertarik untuk melakukan asuhan kebidanan yang berjudul “Asuhan Kebidanan Secara Komprehensif pada Ny. S Umur 26 Tahun di RSU Puri Asih Salatiga”. Metode dalam asuhan Contuinity of Care yang digunakan adalah Study penelaahan kasus (Case Study). Hasil asuhan yang diberikan yaitu pada asuhan kehamilan Ny.S usia 26 tahun G1P0A0 tidak ada keluhan dan asuhan yang diberikan saat kunjungan yaitu memberikan konseling pada ibu sesuai usia kehamilan. Pada asuhan persalinan Ny.S G1P0A0 dengan usia kehamilan 41 minggu dilakukan di RSU Puri Asih Salatiga. Pada kala I dilakukan asuhan teknik relaksasi dan massage efflurage. Persalinan berjalan normal bayi lahir spontan langsung menangis jenis kelamin laki-laki, dalam penatalaksanaannya menggunakan 60 langkah APN dan ada kesenjangan antara teori dan fakta yaitu pada lama kala 2 yang hanya 1 jam. Pada masa nifas, dilakukan pemantauan KF1 pada 8jam postpartum, KF2 pada 7 hari postpartum, KF3 pada 2 minggu postpartum, dan KF4 pada 4 minggu postpartum. Pada KF1 ibu mengalami produksi ASI sedikit sehingga diberikan asuhan pijat oksitosin. Pemantauan selanjutnya tidak ditemukan keluhan, ibu sudah dapat menjalankan dengan baik perannya sebagai ibu tanpa kesulitan karena tidak ada luka jahitan. Proses involusi uteri berlangsung normal yang tidak disertai dengan infeksi puerperalis. Pada 4 minggu postpartum diberikan konseling tentang macam-macam metode alat kontrasepsi dan ibu memilih menggunkan KB Suntik 3 bulan. Tidak ada kesenjangan antara teori dan fakta. Pada asuhan bayi baru lahir, asuhan dilakukan sampai dengan 2 minggu tidak ada komplikasi. Bayi Ny. S mengalami kenaikan berat badan yang signifikan, hal ini menunjukkan bahwa nutrisi bayi telah tercukupi karena bayi selalu diberikan ASI secara on demand sehingga berat badan bayi terus naik setiap minggunya. Tidak ada kesenjangan antara teori dan fakta. Diharapkan klien dapat mengaplikasikan asuhan kebidanan yang telah diberikan sehingga dapat menambah pengetahuan dan pengalaman.</p> Alfi Ristanti Isfaizah Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo 2024-12-19 2024-12-19 3 2 1169 1178 Peningkatan Ketrampilan Kader PERGA (Peran Keluarga) tentang Promosi Kesehatan https://callforpaper.unw.ac.id/index.php/semnasdancfpbidanunw/article/view/883 <p><em>Pajangan Subdistrict ranks first in stunting incidents in Bantul Regency, while Guwosari Subdistrict is ranked 3rd highest, namely 13.23% based on Pajangan Health Center data in 2019 after Triwidadi Subdistrict with 17.15% and Sendangsari Subdistrict with 13.23%. Efforts to prevent stunting are by approaching the community through PERGA cadre training activities in Guwosari District. The instrument uses educational media, flip sheets and educational rubrics. The result of this community service is an increase in cadres' skills regarding health promotion related to the role of the family in preventing stunting.</em></p> <p><em> </em></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Kecamatan Pajangan menempati peringkat pertama kejadian stunting di Kabupaten Bantul, untuk Kalurahan Guwosari menempati peringkat ke-3 tertinggi yaitu sebesar 13,23% berdasarkan Data Puskesmas Pajangan pada tahun 2019 setelah Kalurahan Triwidadi sebesar 17,15% dan Kalurahan Sendangsari 13,23%. Upaya untuk mencegah stunting adalah melalui pendekatan kepada masyarakat melalui kegiatan pelatihan kader PERGA di Kalurahan Guwosari. Instrumen menggunakan media edukasi lembar balik dan rublik edukasi. Hasil pengabdian masyarakat ini adalah adanya peningkatan keterampilan kader tentang promosi kesehatan terkait peran keluarga dalam pencegahan stunting.</p> Fatimah Fatimah Kana Safrina Rouzi Herwinda Kusuma Hilda Okta Variana Indah Lestari Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo 2024-12-19 2024-12-19 3 2 1179 1186 Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. A Umur 25 Tahun G1P0A0 di Puskesmas Sepinggan https://callforpaper.unw.ac.id/index.php/semnasdancfpbidanunw/article/view/884 <p><em>Data from the World Health Organization (WHO) in 2020 showed an alarming figure, namely that around 287,000 women died during and after pregnancy and childbirth. The astonishing fact is that almost 95% of all maternal deaths occur in low- and lower-middle-income countries, and what is even more surprising is that most of these deaths are actually preventable (WHO, 2024). Data from the Maternal and Child Nutrition and Health program at the Ministry of Health shows a trend that needs attention. The number of maternal deaths tends to increase from 2019 to 2021, while from 2021 to 2023, the figure fluctuates. In 2023, 4,482 cases of maternal death were recorded. The main cause of maternal death that year was hypertension in pregnancy with 412 cases, followed by obstetric hemorrhage with 360 cases, and other obstetric complications with 204 cases (Ministry of Health of the Republic of Indonesia, 2024). The purpose of this midwifery care is to implement comprehensive midwifery care in continuity of care (COC) for Mrs. A, 25 years old, G1P0A0 at the Sepinggan Health Center, Balikpapan City, with a descriptive approach by conducting anamnesis and observation of patients starting from pregnancy, childbirth, postpartum, and when choosing contraceptives and documenting using SOAP. While health services for children are carried out when the baby is born, neonatal visits and counseling on how to care for the umbilical cord lead to exclusive breastfeeding. The method used in comprehensive care for pregnant women, giving birth, postpartum, neonates, and family planning is a descriptive method. The type of final assignment report used is a case study. Data collection techniques use interview methods and direct observation of patients. The results obtained from comprehensive assistance in continuity of care (COC) to Mrs. A are from pregnancy, childbirth, postpartum, and newborns until the mother uses contraceptives, which occur physiologically and there are no complications. The conclusion obtained by the author from providing comprehensive midwifery care using continuity of care (COC) on Mrs. A is that as health workers, especially midwives, they can implement comprehensive midwifery care to reduce MMR and IMR.</em></p> <p><em> </em></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2020 menunjukkan angka yang mengkhawatirkan, yaitu sekitar 287.000 wanita meninggal selama dan setelah kehamilan dan persalinan. Fakta yang mencengangkan adalah hampir 95% dari seluruh kematian ibu terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah, dan yang lebih mengejutkan lagi adalah sebagian besar kematian ini sebenarnya dapat dicegah (WHO, 2024). Data dari program Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak di Kementerian Kesehatan menunjukkan tren yang perlu diperhatikan. Jumlah kematian ibu cenderung meningkat dari tahun 2019 hingga 2021, sedangkan dari tahun 2021 hingga 2023, angka tersebut berfluktuasi. Pada tahun 2023, tercatat 4.482 kasus kematian ibu. Penyebab utama kematian ibu pada tahun tersebut adalah hipertensi dalam kehamilan dengan 412 kasus, diikuti oleh perdarahan obstetrik dengan 360 kasus, dan komplikasi obstetrik lainnya dengan 204 kasus (Kemenkes RI, 2024). Tujuan dari asuhan kebidanan ini adalah untuk menerrapkan asuhan kebidanan komperhensif secara Continuity of Care (COC) pada Ny. A Umur 25 Tahun G1P0A0 di Puskesmas Sepinggan Kota Balikpapan dengan pendekatan secara deskriptif dengan melakukan anamnesa dan observasi kepada pasien mulai dari kehamilan, persalinan, Nifas dan pada saat pemilihan alat kontrasepsi seta mendokumentasikan menggunakan SOAP. Sedangkan pelayanan kesehan pada anak dilakukan pada saat bayi baru lair, kunjungan neonatus dan melakukan konseling tentang cara perawatan tali pusat hingga ASI ekslusif. Metode yang digunakan dalam asuhan komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB ini adalah metode deskriptif. Jenis laporan tugas akhir yang digunakan adalah studi kasus (case study). Teknik pengumpulan data menggunakan metode interview dan observasi langsung terhadap pasien. Hasil yang diperoleh dari pendampingan komperhensif secara Continuity of care (COC) pada Ny. A adalah dari masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir hingga ibu menggunakan alat kontrasepsi yaitu terjadi secara fisiologis dan tidak ada penyulit. Kesimpulan yang diperoleh penulis dari melakukan asuhan kebidanan komperhensif secara Continuity of Care (COC) pada Ny. A adalah bahwa sebagai tenaga kesehatan khususnya Bidan dapat menerapkan asuhan kebidanan secara komperhensif untuk menurunkan AKI dan AKB.</p> Ratih Sukma Dewi Ninik Christiani Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo 2024-12-19 2024-12-19 3 2 1187 1198 Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. A Umur 33 Tahun G3P2A0 di Puskesmas Bringin https://callforpaper.unw.ac.id/index.php/semnasdancfpbidanunw/article/view/887 <p><em>Continuity of Care in Midwifery is a series of continuous and comprehensive services starting from pregnancy, childbirth, postpartum care, newborn care, and family planning services. It addresses the specific health needs of women and the personal circumstances of each individual. Comprehensive care involves thorough examinations, including basic laboratory tests and counseling. Comprehensive midwifery care includes continuous services in areas such as antenatal care, childbirth care, postpartum care, newborn care, and family planning services. Continuity of care in pregnancy emphasizes the importance of women receiving services from the same professional or a consistent team of professionals. This ensures proper monitoring of their condition over time and fosters trust and openness due to familiarity with the caregiver.The type of research used in this study is descriptive, with a case study approach. The sample used is Mrs. A. After providing comprehensive midwifery care, including care during pregnancy, childbirth, postpartum, and newborn care, the outcomes were normal pregnancy, normal delivery, healthy baby, and appropriate family planning. There was no gap identified between theoretical knowledge and practical application in the comprehensive midwifery care provided to Mrs. A and her baby in Bringin Village, Bringin Subdistrict, Semarang Regency.</em></p> <p><em> </em></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Continuity of care dalam kebidanan adalah serangkaian kegiatan pelayanan yang berkelanjutan dan menyeluruh mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, pelayanan bayi baru lahir serta pelayanan keluarga berencana yang menghubungkan kebutuhan kesehatan perempuan khususnya dan keadaan pribadi setiap individu. Asuhan komprehensif merupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan, laboratorium sederhana dan konseling. Asuhan kebidanan komprehensif mencakup tempat kegiatan pemeriksaan berkesinambungan diantaranya adalah asuhan kebidanan kehamilan, asuhan kebidanan persalinan, asuhan kebidanan masa nifas dan asuhan kebidanan bayi baru lahir serta akseptor KB. Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan (continuity of care) sangat penting buat wanita untuk mendapatkan pelayanan dari seorang profesional yang sama atau dari satu tim tenaga profesional, sebab dengan begitu maka perkembangan kondisi mereka setiap saat akan terpantau dengan baik selain juga mereka menjadi percaya dan terbuka karena merasa sudah mengenal si pemberi asuhan. Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif, dengan pendekatan studi kasus (Case Study). Sampel yang digunakan adalah Ny. A. Setelah melakukan dan memberikan asuhan kebidanan secara Komprehensif mulai dari Ibu Hamil, Bersalin, Nifas, Bayi dan hasilnya hamil dengan normal, bersalin dengan normal, bayi dengan normal, dan sampai dengan KB. Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus pada Asuhan Komprehensif kebidanan pada Ny.A dan By.Ny.A di Desa Bringin Kecamatan Bringin Kabupaten semarang.</p> Suciati Yulia Nur Khayati Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo 2024-12-19 2024-12-19 3 2 1199 1213 Pemberdayaan Perempuan dan Balita Melalui Asuhan Kebidanan Komunitas sebagai Upaya Meningkatkan Status Kesehatan Masyarakat https://callforpaper.unw.ac.id/index.php/semnasdancfpbidanunw/article/view/889 <p><em>Community Midwifery is a professional midwifery service aimed at the community with an emphasis on high-risk groups with an effort to achieve optimal health levels through disease prevention, health promotion, ensuring the affordability of needed health services and involving clients as partners in the planning, implementation and evaluation of midwifery services. Managing the care of ANC, PNC, BBL, Infant, Toddler, Reproductive Health and Family Planning in the community. Community midwifery practices can arouse community participation, so that people can overcome their health problems and find alternative solutions together. The implementation method used in this community service is health counseling which is given to 4 targets, namely pregnant women, postpartum mothers, toddlers and adolescents. However, the priority of the problem in RT 25 Graha Indah Village, North Balikpapan is the lack of knowledge about reproductive health in adolescents. Implementation on October 26, 2024. The participants of this counseling activity amounted to 34 teenagers. The activity was carried out in stages: (1) providing an explanation of the purpose of the activity; (2) distributing pre-tests to target adolescents; (3) providing health counseling on "Adolescent Reproductive Health"; (4) providing opportunities for the target to ask questions; (5) distributing post-tests to targeted adolescents. After this community activity was carried out, there was an increase in the community, especially adolescents, regarding adolescents' knowledge about adolescent reproductive health.</em></p> <p><em> </em></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Kebidanan Komunitas adalah layanan kebidanan profesional yang ditujukan untuk masyarakat dengan penekanan pada kelompok berisiko tinggi dengan upaya mencapai tingkat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, memastikan keterjangkauan layanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi layanan kebidanan. Mengelola perawatan ANC, PNC, BBL, Bayi, Balita, Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana di masyarakat. Praktik kebidanan masyarakat dapat membangkitkan partisipasi masyarakat, sehingga masyarakat dapat mengatasi masalah kesehatannya dan menemukan solusi alternatif bersama-sama. Metode pelaksanaan yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini adalah penyuluhan kesehatan yang diberikan pada 4 sasaran yakni ibu hamil, ibu nifas, balita dan remaja. Namun prioritas masalah di RT 25 Desa Graha Indah, Balikpapan Utara yakni kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pada remaja. Pelaksanaan pada 26 Oktober 2024. Peserta kegiatan penyuluhan ini berjumlah 34 remaja. Kegiatan dilaksanakan secara bertahap (1) memberikan penjelasan tentang tujuan kegiatan; (2) mendistribusikan pre-tes kepada target remaja; (3) memberikan konseling kesehatan tentang "Kesehatan Reproduksi Remaja"; (4) memberikan kesempatan bagi target untuk mengajukan pertanyaan; (5) mendistribusikan post-test kepada remaja yang ditargetkan. Setelah kegiatan komunitas ini dilakukan, terjadi peningkatan di masyarakat, khususnya remaja, mengenai pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja.</p> Riana Ratna Ningrum Rina Banne Ringgi Ririn Rabbania Septiani Dewi Putri Risma Aliviani Putri Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo 2024-12-19 2024-12-19 3 2 1214 1224 Asuhan Kebidanan Continuity of Care (COC) pada Ny. N Umur 17 Tahun di PMB Ina Rositasari https://callforpaper.unw.ac.id/index.php/semnasdancfpbidanunw/article/view/890 <p><em>During pregnancy a woman will experience internal changes that including physiological and psychological changes. With these changes, pregnant women need adaptation, causing complaints or discomfort. One of the discomforts that often occur in pregnant women is frequent micturition. The discomfort of frequent micturition if not addressed can cause urinary tract infection (UTI). In addition, there may also be complications in pregnancy as obstetric complications. One of them is the fetal factor, namely the size of the fetus. Estimated foetal weight that is underestimated or inappropriate for the gestational age can lead to low birth weight (LBW). Based on this, comprehensive midwifery care was carried out on Mrs N at PMB Ina Rositasari. This midwifery care method is a case review study. The case study was conducted at PMB Ina Rositasari. The subject of the case study used was Mrs Ndi, whose gestational age began in the third trimester, then care was provided from pregnancy to the birth control period. Data collection techniques are interview, physical examination, and observation sheet. Based on the results of studies that have been carried out from pregnancy to the birth control phase. It was found that the assessment of Mrs N's pregnancy care at 34 weeks pregnant, the mother said she often urinated and sometimes her stomach was tight, then the results of the objective examination found that there was a mismatch in TBJ at UK 34mg. The management given is nutrition in pregnancy and giving motivation not to worry. At the second visit pregnancy care, several complaints were that the mother said she was afraid of giving birth, the mother said she often had a tub, and the mother said her back was painful. The management given was explaining to the mother not to be afraid of giving birth, IEC related to frequent urination, IEC related to back pain, allowed to do massage in the back area, IEC about the danger signs of childbirth. In labour care, the patient was given direction to give birth in the hospital because the mother's age was included in the risk factor of being too young to get pregnant. The mother said that she came to Bina Kasih Hospital because she felt tight and it was known that the objective examination results were 5 cm open. The management given is labour assistance. Postpartum care assessment of the first visit, obtained data Mrs N said her stomach still felt nauseous and pain in the suture wound. The management given is to provide information to the mother about the stomach still feels heartburn and teach the mother how to reduce heartburn in the stomach. Teaching mothers how to breastfeed properly. Provide counselling on exclusive breastfeeding.Counselling mothers about preventing infant hypothermia. Counselling on puerperal danger signs. Postpartum care assessment of the second visit, obtained data no complaints. The management given was in accordance with the needs and standards. First visit LBW care assessment, subjective data obtained that the baby has not been immunised with HB-0. The management given is in accordance with the needs and standards. Assessment of second visit LBW care, subjective data obtained no complaints. Assessment of family planning care, obtained subjective data Mrs N said she wanted to use 3-month injectable family planning. The management given is in accordance with the needs and standards. Midwives are expected to be able to provide comprehensive midwifery care with the correct procedures and according to client needs.</em></p> <p><em> </em></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Selama kehamilan seorang wanita akan mengalami perubahan dalam yang meliputi perubahan fisiologis dan psikologis. Dengan adanya perubahan tersebut membuat ibu hamil memerlukan adaptasi sehingga menyebabkan keluhan atau ketidaknyamanan. Salah satu ketidaknyamanan yang sering terjadi pada ibu hamil adalah sering berkemih. Ketidaknyamanan sering berkemih apabila tidak diatasi dapat menyebabkan infeksi Saluran kemih (ISK). Selain itu, kemungkinan juga dapat terjadi penyulit dalam kehamilan sebagai komplikasi obstetri. Salah satunya adalah faktor janin yaitu ukuran dari janin. Taksiran berat janin yang kutang atau tidak sesuai dengan usia kehamilan dapat menyebabkan kondisi berat badan bayi lahir rendah (BBLR). Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny N di PMB Ina Rositasari.Metode asuah kebidanan ini yaitu studi penelaahan kasus. Studi kasus dilakukan di PMB Ina Rositasari. Subjek studi kasus yangdigunakan adalahNy. Ndi usia kehamilannya mulai trimester III, kemudian dilakukan asuhan pada dari kehamilan sampai dengan masa KB. Teknik pengumpulan data yaitu Interview, Pemeriksaan Fisik, dan Lembar Observasi. Berdasarkan hasil studi yang telah dilakukan mulai dari kehamilan sampai fase KB. Didapatkan hasil bahwa pengkajian pada asuhan kehamilan Ny. N saat hamil 34 minggu, ibu mengatakan sering kencing dan kadang perutnya kenceng, kemudian hasil pemeriksaan obyektif diktahui ada ketidaksesuaian TBJ pada UK 34mg. Penatalaksanaan yang diberikan yaitu penkes nutrisi dalam kehamilan dan pemberian motivasi agar tidak cemas. Pada asuhan kehamilan kunjungan kedua, beberapa keluhan yaitu ibu mengatakan takut melahirkan, ibu mengatakan sering bak, dan ibu mengatakan punggung terasa nyeri. Penatalaksanaan yang diberikan yaitu Menjelaskan kepada ibu agar tidak takut melahirkan, KIE terkait sering BAK, KIE terkait nyeri punggung, boleh melakukan pijat diarea punggung, KIE tentang tanda bahaya persalinan. Pada asuhan persalinan, pasien duberi arahan untuk melahirkan di rumah sakit karena usia ibu yang masuk dalan faktor resiko terlalu muda untuk hamil. Ibu mengatakan datang RSU Bina Kasih karena sudah merasakan kenceng-kenceng dan diketahui hasil pemeriksaan obyektif sudah pembukaan 5 cm. Penatalaksanaan yang diberikan yaitu pertolongan persalinan. Pengkajian asuhan nifas kunjungan pertama, diperoleh data Ny. N mengatakan perutnya masih terasa mules dan nyeri pada luka jahitan. Penatalaksanaan yang diberikan yaitu Memberikan informasi kepada ibu tentang perut masih terasa mulas dan mengajarkan kepada ibu cara mengurangi rasa mulas pada perut. Mengajarkan ibu cara menyusui dengan benar. Memberikan konseling mengenai ASI eksklusif. Memberikan konseling kepada ibu tentang pencegahan hipotermi bayi. Memberikan konseling tanda bahaya nifas. Pengkajian asuhan nifas kunjungan kedua, diperoleh data tidak ada keluhan. Penatalaksanaan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan dan standar. Pengkajian asuhan BBL kunjungan pertama, diperoleh data subyektif bayinya belum diimunisasi HB-0. Penatalaksanaan yang diberikan yaitu sesuai dengan kebutuhan dan standa. Pengkajian asuhan BBL kunjungan kedua, diperoleh data subyektif tidak ada keluhan. Penatalaksanaan yang diberikan yaitu menyesuaikan teori asuhan KN 3. Pengkajian asuhan KB, diperoleh data subyektif Ny. N mengatakan ingin mengunakan KB suntik 3 bulan. Penatalaksanaan yang diberikan yaitu sesuai dengan kebutuhan dan standar. Bidan diharapkan dapat melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif dengan prosedur yang benar dan sesuai dengan kebutuhan klien.</p> Ina Rositasari Vistra Veftisia Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo 2024-12-19 2024-12-19 3 2 1225 1236 Asuhan Kebidanan Continuity of Care pada Ny “V” Umur 26 Tahun di PMB Sri Lestari https://callforpaper.unw.ac.id/index.php/semnasdancfpbidanunw/article/view/891 <p><em>In 2023, the maternal mortality rate in Indonesia will be 4.129, an increase from 2022 which reached 4.005. the infant mortality rate (IMR) in Indonesia in 2023 is 49, down from 2022 which reached 54. The method in this study is descriptive in the form of a case study, which is researching a problem through a case consisting of a single unit. The single unit in question can contain 1 person, a group of residents affected by a problem. Monitoring pregnant women was carried out by the author 3 times in the third trimester. The monitoring results obtained were complaints in the third trimester in the form of back pain which is physiological. Spontaneous Childbirth at PMB Sri Lestari on June 12, 2024 at 07.40 WIB, female gender. The care of KF 2 to KF 4 was carried out well without any problems. The mother used 3-month injectable birth control and no problems were found. The care has been provided comprehensively and there is no gap between the theory and the case in the Comprehensive Care of Mrs. V and By. Mrs. V at PMB Sri Lestari.</em></p> <p><em> </em></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Pada tahun 2023 angka kematian ibu di Indonesia adalah 4.129, meningkat dari tahun 2022 yang mencapai 4.005. Angka kematian bayi ( AKB ) di Indonesia pada tahun 2023 adalah 49, menurun dari tahun 2022 yang mencapai 54. Tren kematian anak dari tahun ke tahun menunjukkan penurunan, data yang dilaporkan kepada Direktorat Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak menunjukkan jumlah kematian balita pada tahun 2023 sebanyak 27.566 kematian balita, menurun dibandingkan tahun 2022, yaitu sebanyak 28.158 kematian. Tujuan laporan COC ini adalah mampu memberikan Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. V. Metode dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data yaitu menggunakan wawancara, observasi dengan menggunakan data primer dan sekunder melalui buku KIA, pemeriksaan fisik dan instrumen penelitian ini menggunakan SOAP. Pemantauan ibu hamil dilakukan penulis sebanyak 3x di trimester III. Hasil pemantauan yang didapatkan adalah keluhan pada trimester III berupa nyeri punggung yang merupakan hal fisiologis. Persalinan secara Spontan di PMB Sri Lestari pada tanggal 12 Juni 2024 pukul 07.40 WIB, jenis kelamin laki-laki. Asuhan KF 2 sampai KF 4 penulis laksanakan dengan baik tanpa masalah. Ibu menggunakan KB suntik 3 Bulan dan tidak ditemukan masalah. Asuhan telah diberikan secara komprehensif dan tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus pada Asuhan Komprehensif Ny. V dan By. Ny. V di PMB Sri Lestari.</p> Sri Lestari Heni Hirawati Pranoto Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo 2024-12-19 2024-12-19 3 2 1237 1242 Asuhan Kebidanan Continuity of Care pada Ny. S Umur 28 Tahun G2P1A0 di Wilayah Kerja Puskesmas Damai https://callforpaper.unw.ac.id/index.php/semnasdancfpbidanunw/article/view/892 <p><em>The Maternal Mortality Rate showed an increase from 3,572 deaths in 2022 to 4,482 deaths in 2023 in Indonesia (Ministry of Health of the Republic of Indonesia, 2023). Continuity of Care (COC) is continuous midwifery care provided to mothers and babies starting at the time of pregnancy, childbirth, newborns, postpartum and family planning. Therefore, COC is one of the efforts to reduce the Maternal Mortality Rate (AKI) and the Infant Mortality Rate (AKB) (Diana, 2017). The purpose of this care is to provide comprehensive obstetric care (Continuity Of Care) to Mrs. S. The method used in this study is the data collection method, namely using interviews, observations with primary and secondary data through KIA books, physical examinations. This research started from July-August 2024. Documentation of the study using SOAP. Based on the results of a comprehensive case study on Mrs. S, it was found that the problem was 32 weeks and 2 days gestation, namely low back pain, Mrs. S gave birth spontaneously at Balikpapan Baru Hospital and the newborn was in good condition, the postpartum period was normal and Mrs. S decided to use the Lactation Amenorrhea Method (MAL). It is hoped that clients can apply the counseling that has been provided during pregnancy, postpartum, newborn, neonatal and family planning visits so that they can provide health benefits to mothers and babies and increase maternal knowledge about pregnancy, childbirth, postpartum, newborns, neonates and family planning.</em></p> <p><em> </em></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Jumlah kematian ibu menunjukkan peningkatan dari 3.572 kematian pada 2022 menjadi 4.482 kematian pada tahun 2023 di Indonesia (Kementrian Kesehatan RI, 2023). Asuhan Kebidanan Continuity of Care (COC) merupakan asuhan kebidanan berkesinambungan yang diberikan kepada ibu dan bayi dimulai pada saat kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana. Oleh karena itu, asuhan kebidanan secara COC adalah salah satu upaya untuk menurunkan Angka kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) (Diana, 2017). Tujuan asuhan ini adalah memberikan asuhan kebidanan secara komperehensif (Continuity Of Care) pada Ny S. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode pengumpulan data yaitu menggunakan wawancara, observasi dengan data primer dan sekunder melalui Buku KIA, pemeriksaan fisik. Penelitian ini dimulai sejak bulan Juli-Agustus 2024. Pendokumentasian penelitian menggunakan SOAP. Berdasarkan hasil studi kasus secara komperehensif pada Ny S didapatkan masalah saat usia kehamilan 32 minggu 2 hari yaitu nyeri pinggang, Ny. S bersalin secara spontan di Rumah Sakit Balikpapan Baru dan bayi baru lahir dalam keadaan baik, masa nifas berlangsung normal dan Ny. S memutuskan menggunakan KB Metode Amenorea Laktasi (MAL). Diharapkan klien bisa menerapkan konseling yang telah diberikan selama kunjungan hamil, nifas, bayi baru lahir, neonatus dan KB sehingga dapat memberikan manfaat kesehatan pada ibu dan bayi dan menambah ilmu pengetahuan ibu tentang kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, neonatus dan keluarga berencana.</p> Riana Ratna Ningrum Moneca Diah Listiyaningsih Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo 2024-12-19 2024-12-19 3 2 1243 1259 Asuhan Kebidanan Continuity of Care (COC) pada Ny.I Umur 31 Tahun di RS Balikpapan Baru https://callforpaper.unw.ac.id/index.php/semnasdancfpbidanunw/article/view/893 <p><em>Continuity of care (COC) midwifery care is continuous care from pregnancy to family planning (KB) as an effort to reduce AKI (maternal mortality rate) and AKB (infant mortality rate). The implementation of this comprehensive care aims to enable mothers to go through the process of pregnancy, childbirth, newborns, postpartum, neonatal, and contraceptive services safely. The type of research used is a descriptive method, with a case study approach. The data collection techniques used are using primary data and secondary data. Primary data were obtained from interviews, observations, and physical examinations, as well as documentation using SOAP. Meanwhile, secondary data was obtained from medical records in the KIA book. The sample is Mrs. I aged 31 years G3P2A0 with a gestational age of 32 weeks and 6 days. This research starts from June – September 2024. The results of the care obtained by Mrs. I are 31 years old, gestational age 32 weeks and 6 days with physiological pregnancy, childbirth takes place in the hospital normally, the postpartum period takes place normally, there is no abnormal bleeding, uterine contractions are good. During the postpartum period, Mrs. I complained that breast milk was not smooth, so she was given complementary therapy with oxytocin massage. In newborns, the results of normal antopometric examinations were given, care was given according to the baby's needs such as umbilical cord care, keeping the baby warm, and Mrs. I decided to use birth control pills with the consent of her husband. There is no gap between theory and case in comprehensive obstetric care for Mrs.I. After comprehensive obstetric care starting from pregnancy, childbirth, postpartum, BBL, and family planning, the results of the care went smoothly, the mother and baby were in good condition. It is hoped that later clients will gain knowledge and knowledge about pregnancy, childbirth, newborns, postpartum period, neonatal to more clear contraceptive services in accordance with the midwifery care provided. In addition, clients also gain knowledge about complementary therapies in the midwifery care that has been provided.</em></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Asuhan kebidanan continuity of care (COC) adalah asuhan berkesinambungan dari hamil sampai dengan keluarga berencana (KB) sebagai upaya untuk menurunkan AKI (angka kematian ibu) dan AKB (angka kematian bayi). Pelaksanaan asuhan komprehensif ini bertujuan agar ibu dapat melalui proses kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatus, dan pelayanan kontrasepsi secara aman. Jenis penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif, dengan pendekatan studi kasus (Case Study). Teknik pengumpulan data data yang digunakan yaitu menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik, serta dokumentasi menggunakan SOAP. Sedangkan data sekunder diperoleh dari catatan medik di buku KIA. Sampel adalah Ny.I umur 31 tahun G3P2A0 usia kehamilan 32 minggu 6 hari. Penelitian ini dimulai dari bulan Juni – September 2024. Hasil asuhan yang didapat Ny.I umur 31 tahun usia kehamilan 32 minggu 6 hari dengan kehamilan fisiologis, persalinan berlangsung di Rumah Sakit secara normal, masa nifas berlangsung secara normal, tidak ada perdarahan abnormal, kontraksi uterus baik. Selama masa nifas Ny.I mengeluh ASI tidak lancar sehingga diberikan terapi komplemneter pijat oksitosin. Pada bayi baru lahir hasil pemeriksaan antopometri normal, diberikan asuhan sesuai kebutuhan bayi seperti perawatan tali pusat, menjaga kehangatan bayi, dan Ny.I memutuskan menggunakan KB pil menyusui atas persetujuan dari suami. Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus pada asuhan komprehensif kebidanan pada Ny .I. Setelah dilakukan asuhan kebidanan secara komprehensif mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, BBL, dan KB didapatkan hasil asuhan berjalan lancar, ibu dan bayi dalam keadaan baik. Diharapkan nanti klien mendapatkan ilmu dan pengetahuan tentang kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, masa nifas, neonatus sampai pelayanan kontrasepsi yang lebih jelas sesuai dengan asuhan kebidanan yang diberikan. Selain itu klien juga mendapatkan pengetahuan tentang terapi komplementer pada asuhan kebidanan yang telah diberikan.</p> Puji Tri Lestari Moneca Dyah Listiyaningsih Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo 2024-12-19 2024-12-19 3 2 1260 1274 Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. S Usia 25 Tahun G2P0A1 https://callforpaper.unw.ac.id/index.php/semnasdancfpbidanunw/article/view/895 <p><em>Comprehensive obstetric care with a Continuity of Care (CoC) approach is very important in an effort to reduce the Maternal Mortality Rate (AKI) and Infant Mortality Rate (AKB). This report reviews the implementation of obstetric care for Mrs. S, a 25-year-old mother, G2P0A1, at Balikpapan Baru Hospital, as part of an effort to improve the quality of maternal and infant health care. The maternal mortality rate in Indonesia in 2024 shows an increase to 4,482 cases, which are mostly caused by complications such as bleeding and hypertension in pregnancy. Data from East Kalimantan Province also shows an increase in AKI from 79 to 168 people between 2019-2021. Therefore, the implementation of CoC as a form of continuous care starting from pregnancy, childbirth, postpartum, newborn, contraceptive to care is considered crucial. This report method uses an observational descriptive approach through case studies that include subjective and objective data collection, diagnosis enforcement, intervention planning and implementation, and evaluation and documentation in the form of SOAP. The authors were able to identify complications that may occur during pregnancy and make appropriate interventions to avoid serious consequences. The results of the report show that the implementation of CoC care is effective in reducing the risk of complications and improving the health of mothers and babies. Mrs. S received antenatal care in accordance with WHO standards, safe delivery, close monitoring during the postpartum period to prevent complications, and education about breastfeeding and the use of postpartum contraceptives. With this approach, complications can be prevented early, and positive outcomes can be achieved. This report underscores the importance of the CoC approach as part of modern midwifery practice to improve AKI and AKB numbers. The implementation of this model requires close collaboration between midwives, mothers, and health facilities to ensure optimal service sustainability. It is hoped that this report can be a reference for midwives in implementing continuous care and improving the quality of midwifery care in Indonesia. </em></p> <p><em> </em></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Asuhan kebidanan komprehensif dengan pendekatan Continuity of Care (CoC) sangat penting dalam upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Laporan ini mengulas pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny. S, seorang ibu berusia 25 tahun, G2P0A1, di Rumah Sakit Balikpapan Baru, sebagai bagian dari upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu dan bayi. Angka kematian ibu di Indonesia pada tahun 2024 menunjukkan peningkatan menjadi 4.482 kasus, yang sebagian besar disebabkan oleh komplikasi seperti perdarahan dan hipertensi dalam kehamilan. Data dari Provinsi Kalimantan Timur juga menunjukkan peningkatan AKI dari 79 menjadi 168 jiwa antara tahun 2019-2021. Oleh karena itu, implementasi CoC sebagai bentuk asuhan berkesinambungan mulai dari masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, hingga pelayanan keluarga berencana dianggap krusial. Metode laporan ini menggunakan pendekatan deskriptif observasional melalui studi kasus yang mencakup pengumpulan data subjektif dan objektif, penegakan diagnosis, perencanaan dan pelaksanaan intervensi, serta evaluasi dan dokumentasi dalam bentuk SOAP. Penulis mampu mengidentifikasi komplikasi yang mungkin terjadi pada masa kehamilan dan melakukan intervensi yang tepat untuk menghindari dampak serius. Hasil laporan menunjukkan bahwa pelaksanaan asuhan CoC efektif dalam mengurangi risiko komplikasi dan meningkatkan kesehatan ibu dan bayi. Ny. S menerima perawatan antenatal yang sesuai dengan standar WHO, persalinan aman, pemantauan ketat pada masa nifas untuk mencegah komplikasi, dan edukasi mengenai pemberian ASI serta penggunaan kontrasepsi pascapersalinan. Dengan pendekatan ini, komplikasi dapat dicegah lebih dini, dan hasil positif dapat dicapai. Laporan ini menggarisbawahi pentingnya pendekatan CoC sebagai bagian dari praktik kebidanan modern untuk memperbaiki angka AKI dan AKB. Penerapan model ini memerlukan kolaborasi erat antara bidan, ibu, dan fasilitas kesehatan untuk memastikan keberlanjutan pelayanan yang optimal. Diharapkan laporan ini dapat menjadi referensi bagi bidan dalam mengimplementasikan asuhan berkesinambungan dan meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan di Indonesia.</p> Rina Banne Ringgi Cahyaningrum Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo 2024-12-19 2024-12-19 3 2 1275 1282 Tetap Sehat dan Bugar di Usia Senja Melalui Senam Lansia di RT 36 dan RT 38 Jalan Borobudur Balikpapan Utara https://callforpaper.unw.ac.id/index.php/semnasdancfpbidanunw/article/view/1120 <p><em>Old age is a period that needs to be given attention because during this time, the elderly experience decline.The elderly need to have their physical and mental health monitored, so the desire and ability to behave healthily are necessary to improve their quality of life. Old age is marked by biological decline, as seen in symptoms of physical deterioration, one of which is cognitive decline. Cognitive function is related to physical activity, which affects its structure and function; every physical movement performed stimulates the brain. The decline in physical abilities causes the elderly to become a high-risk group in managing their health issues. Therefore, it is necessary to provide elderly exercise classes for the elderly. The form of this activity consists of senior citizen exercise sessions conducted by the PKM team from Politeknik Borneo Medistra, with participants being all the senior citizens who are respondents in this activity, totaling 35 seniors who attended. In the implementation of this PKM activity, we also did not forget to provide education and health check-ups for the elderly. The result of this PKM activity is an improvement in the quality of life for the elderly (both physically and mentally), and the outcome of this PKM also includes the publication of articles, making them accessible to anyone who needs literature in the form of related articles. As a suggestion in this PKM, it is recommended to frequently conduct elderly exercise activities in collaboration with the local health center's working area..</em></p> <p><em> </em></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Lansia merupakan masa yang perlu diperhatikan karena masa ini lansia mengalami penurunan (proses penuaan). Lansia perlu diperhatikan kesehatannya baik fisik dan mental sehingga keinginan dan kemampuan berperilaku sehat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas hidup. Usia lanjut ditandai mengalami kemunduran biologis seperti yang terlihat gejala kemunduran fisik salah satunya mengalami kemunduran kemapuan kognitif. Fungsi kognitif berkaitan dengan aktifitas fisik yang berpengaruh pada struktur dan fungsinya, setiap gerakan fisik yang dilakukan memberikan rangsangan kepada otak. Menurunnya kemampuan fisik mengakibatkan lansia menjadi kelompok berisiko tinggi dalam penanganan masalah kesehatannya. Oleh karena itu, perlu diberikan latihan senam lansia pada para lansia. Bentuk dari kegiatan ini berupa latihan senam lansia dari tim PKM Politeknik Borneo Medistra dengan peserta yaitu seluruh lansia yang merupakan responden dalam kegiatan ini sebanyak 52 lansia yang hadir. Dalam pelaksanaan kegiatan PKM ini juga, tidak lupa memberikan edukasi dan pemeriksaan kesehatan bagi lansia. Hasil dari kegiatan PKM ini terjadi peningkatan kualitas hidup lansia (baik fisik dan mental) dan hasil PKM ini juga berupa luaran publikasi artikel sehingga dapat diakses oleh semua orang yang memerlukan literatur dalam bentuk artikel terkait. Sebagai saran dalam PKM ini yaitu agar sering dilakukan kegiatan senam lansia bekerjasama dengan wilayah kerja puskesmas setempat.</p> Endras Amirta Hanum Siti Syaibatul Dewi Sabita Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo 2024-12-19 2024-12-19 3 2 1283 1288 Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Guru Pengasuh Mengenai Deteksi Dini Perkembangan Balita dan Pelaksanaan DDST di Day Car Rumah Pelangi Balikpapan https://callforpaper.unw.ac.id/index.php/semnasdancfpbidanunw/article/view/1178 <p><em>The period under the age of five (Toddler) is the most critical phase that determines the quality of human resources. During the toddler years, the growth and development process occurs rapidly and is referred to as the golden period, which, if not nurtured properly, will experience disruptions in emotional, social, and intellectual development. One of the early detection methods for developmental screening uses the Denver Developmental Screening Test (DDST), which is one of the tests or screening methods frequently used to detect development, covering personal-social development, fine motor skills, language, and gross motor skills in children. DDST examinations can be conducted in places with growth and development monitoring activities, such as posyandu (integrated health posts) and children's play areas. This service aims to enhance the knowledge and skills of daycare caregivers regarding training methods followed by discussions. The counseling material provided includes child development, DDST, and practical DDST examination for toddlers. Previously, a pre-test was conducted and concluded with a post-test. This activity was conducted on Friday, May 17, 2024. This activity was attended by 7 participants consisting of caregivers and parents of infants at the Daycare Rumah Pelangi in Balikpapan City. From the completion of the questionnaire and pretest, it was found that all (100%) participants who attended this activity had never received health education regarding child development and child development detection using DDST. Before the training, the participants had no knowledge of DDST at all, and after the training, the participants knew how to fill out the DDST. Counseling on early detection of child development using the DDST method is very beneficial in enhancing the knowledge and skills of caregivers and parents at the Pelangi House Day Care in Balikpapan City.</em></p> <p><em> </em></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Masa di bawah usia lima tahun (Balita) adalah periode paling kritis yang menentukan kualitas sumber daya manusia. Pada masa balita proses tumbuh kembang berlangsung cepat dan dikatakan sebagai masa emas yang apabila tidak dibina dengan baik akan mengalami gangguan dalam perkembangan emosi, sosial dan kecerdasan. Salah satu Deteksi dini Skrining perkembangan menggunakan Denver Development Skrining Test (DDST) yaitu salah satu tes atau metode skrining yang sering digunakan untuk mendeteksi perkembangan yang dinilai meliputi perkembangan personal sosial, motorik halus, bahasa, dan motorik kasar pada anak. Pemeriksaan DDST dapat dilakukan di tempat dengan kegiatan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan seperti di posyandu dan tempat bermain anak. Materi penyuluhan yang diberikan mencakup tumbuh kembang anak, DDST, dan praktik pemeriksaan DDST kepada balita. Sebelumnya dilakukan pre test dan diakhiri dengan post test. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari jumat tanggal 17 Mei 2024. Kegiatan ini diikuti oleh 7 peserta penyuluhan yang terdiri dari guru pengasuh yang ada Daycare Rumah Pelangi Kota Balikapapan. Dari pengisian kuisioner dan pretest diketahui bahwa seluruh (100%) peserta yang mengikuti kegiatan ini belum pernah mendapat penyuluhan kesehatan mengenai perkembangan anak serta deteksi perkembangan anak dengan DDST. Sebelum dilakukan pelatihan para peserta tidak mengetahui sama sekali DDST dan setelah dilakukan para peserta sudah mengetahui cara pengisian DDST. Penyuluhan mengenai deteksi dini tumbuh kembang anak menggunakan metode DDST sangat bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Guru Pengasuh dan orang tua di Day Care rumah Pelangi kota Balikpapan. Saran aran dalam pelaksanaan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yang akan datang adalah diperlukan peningkatan dan jumlah guru pengasuh yang di berikan edukasi tumbuh kembang dan deteksi.</p> Endras Amirta Hanum Cindy Tia Adinipah Putri Amelia Yuni Setia Ningsih Yuliani Cantika Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo 2024-12-19 2024-12-19 3 2 1289 1295 Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. D Umur 31 Tahun G2P1A0 di Puskesmas Klandasan Ilir https://callforpaper.unw.ac.id/index.php/semnasdancfpbidanunw/article/view/901 <p><em>The mortality rate of the community from time to time can provide an overview of the development of the community's health status and can also be used as an indicator in assessing the success of health services and other health development programs. In 2015, the maternal mortality rate (MMR) in the world was 216 per 100,000 live births globally. In 2015, the Infant Mortality Rate (IMR) was 7.3 per 1000 live births. The main obstacle is the lack of quality supervision of women before pregnancy, during pregnancy, and after childbirth (WHO, 2015). The purpose of this midwifery care is to implement comprehensive midwifery care in continuity of care (COC) for Mrs. D, 31 years old, G2P1A0, at the Klandasan Ilir Health Center with a descriptive approach by conducting anamnesis and observation of patients starting from pregnancy, childbirth, postpartum, and at the time of choosing contraceptives and documenting using SOAP. Meanwhile, health services for children are carried out when the baby is born, from neonatal visits and counseling on how to care for the umbilical cord to exclusive breastfeeding. The method used in comprehensive care for pregnant women, childbirth, postpartum, neonates, and family planning is a descriptive method. The type of final project report used is a case study. Data collection techniques use interview methods and direct observation of patients. The results obtained from comprehensive assistance through Continuity of Care (COC) on Mrs. D from pregnancy is still within normal limits, normal delivery, postpartum is physiological, the newborn is normal, and Mrs. D decided to use IUD post-placental birth control. The conclusion obtained by the author from carrying out comprehensive midwifery care through Continuity of Care (COC) on Mrs. D is that as health workers, especially midwives, they can apply comprehensive midwifery care to reduce MMR and IMR..</em></p> <p><em> </em></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Angka kematian masyarakat dari waktu ke waktu dapat memberikan gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dan dapat juga digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Tahun 2015 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia 216 per 100.000 kelahiran hidup secara global. Pada tahun 2015 Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 7,3 per 1000 kelahiran hidup. Kendala utamanya adalah kurangnya pengawasan yang berkualitas kepada perempuan mulai dari sebelum hamil, saat hamil dan setelah persalinan (WHO, 2015). Tujuan dari asuhan kebidanan ini adalah untuk menerrapkan asuhan kebidanan komperhensif secara Continuity of Care (COC) pada Ny. D Umur 31 Tahun G2P1A0 di Puskesmas Klandasan Ilir dengan pendekatan secara deskriptif dengan melakukan anamnesa dan observasi kepada pasien mulai dari kehamilan, persalinan, nifas dan pada saat pemilihan alat kontrasepsi seta mendokumentasikan menggunakan SOAP. Sedangkan pelayanan kesehatan pada anak dilakukan pada saat bayi baru lahir, kunjungan neonatus dan melakukan konseling tentang cara perawatan tali pusat hingga ASI Ekslusif. Metode yang digunakan dalam asuhan komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB ini adalah metode deskriptif. Jenis laporan tugas akhir yang digunakan adalah studi kasus (case study). Teknik pengumpulan data menggunakan metode interview dan observasi langsung terhadap pasien. Hasil yang diperoleh dari pendampingan komperhensif secara Continuity of care (COC) pada Ny. D dari kehamilan masih dalam batas normal, persalinan normal, nifas berjalan secara fisiologis, bayi baru lahir normal, dan Ny. D memutuskan untuk menggunakan KB IUD pasca plasenta. Kesimpulan yang diperoleh penulis dari melakukan asuhan kebidanan komperhensif secara Continuity of Care (COC) pada Ny. D adalah bahwa sebagai tenaga kesehatan khususnya Bidan dapat menerapkan asuhan kebidanan secara komperhensif untuk menurunkan AKI dan AKB.</p> Ainun Jahriyah Ari Widyaningsih Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo 2024-12-19 2024-12-19 3 2 1296 1302 Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. Y Usia 29 Tahun https://callforpaper.unw.ac.id/index.php/semnasdancfpbidanunw/article/view/902 <p><em>According to data from East Kalimantan Province in 2019-2021, it was found that the maternal mortality rate increased from 79 people to 168 people. This denial also occurred in infants, namely 600 people to 702 people, while maternal mortality data in Balikpapan in 2021 increased from 73 to 74/100,000 KH, and AKB decreased from 7 to 5/1000 KH (et al., 2024). The high AKI and AKB are influenced by several things, namely pregnancy complications experienced by mothers and not getting good and timely treatment. Complications can occur all the time in mothers from pregnancy to the postpartum period. The main complications that cause almost 75% of all maternal deaths occur during pregnancy and childbirth in the form of bleeding, preeclampsia and infection (WHO, 2024). The maternal and infant mortality rate is still high, so Continuity of Care (COC)-based midwifery care is needed, starting from pregnant women, childbirth, postpartum, neonates, and family planning. Continuity of Care (COC) is a service that is achieved when there is a continuous relationship between a woman and a midwife. Ongoing care relates to the quality of care over time which requires a constant relationship between the patient and the healthcare professional. Midwifery services should be provided from preconception, early pregnancy, during all trimesters, birth and childbirth up to the first six weeks postpartum. Continuity of Care (COC) care is continuous care from pregnancy to Family Planning (KB) as an effort to reduce AKI &amp; AKB. COC is a process in which patients and health workers are cooperatively involved in the management of health services continuously towards high-quality, cost-effective medical care. Health services provided to pregnant women through the provision of integrated Antenatal Care services at least 6 times during pregnancy (Susanti Ari, 2018). Based on the description above, the author is interested in conducting Comprehensive Midwifery Care for Mrs. Y in the Graha Indah Health Center Work Area in 2024 using Continuity of Care, which starts from pregnancy, childbirth, newborns, postpartum to family planning.</em></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Menurut data Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2019-2021 didapatkan bahwa angka kematian ibu mengalami peningkatan dari 79 jiwa menjadi 168 jiwa. Pengingkaran ini juga terjadi pada bayi yakni 600 jiwa menjadi 702 jiwa, sedangkan data kematian ibu di Balikpapan pada tahun 2021 mengalami peningkatan dari 73 ke 74/100.000 KH, dan AKB mengalami penurunan dari 7 ke 5/ 1000 Kh (DKK, 2024). Tingginya AKI dan AKB dipengaruhi oleh beberapa hal yakni komplikasi kehamilan yang dialami oleh ibu serta tidak mendapatkan penanganan yang baik dan tepat waktu. Komplikasi dapat terjadi sepanjang waktu pada ibu mulai hamil hingga masa nifas. Komplikasi utama yang menyebabkan hampir 75% dari seluruh kematian ibu terjadi pada masa kehamilan dan persalinan berupa perdarahan, preeklampsia dan infeksi. Masih tingginya angka kematian ibu dan bayi maka diperlukan asuhan kebidanan berbasis Continuity of Care (COC) mulai dari ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus, dan keluarga berencana. Continuity of Care (COC) adalah pelayanan yang dicapai ketika terjalin hubungan terus-menerus antara seorang wanita dengan bidan. Asuhan yang berkelanjutan berkaitan dengan kualitas pelayanan dari waktu ke waktu yang membutuhkan hubungan terus-menerus antara pasien dengan tenaga profesional kesehatan. Layanan kebidanan harus disediakan mulai prakonsepsi, awal kehamilan, selama semua trimester, kelahiran dan melahirkan sampai enam minggu pertama postpartum. Asuhan Continuity of Care (COC) merupakan asuhan secara berkesinambungan dari hamil sampai dengan Keluarga Berencana (KB) sebagai upaya penurunan AKI &amp; AKB. COC adalah suatu proses dimana pasien dan tenaga kesehatan yang kooperatif terlibat dalam manajemen pelayanan kesehatan secara terus menerus menuju pelayanan yang berkualitas tinggi, biaya perawatan medis yang efektif. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. Y di Wilayah Kerja Puskesmas Graha Indah Tahun 2024 dengan menggunakan Asuhan Kebidanan Berkelanjutan (Continuity of care), yang dimulai dari masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas sampai dengan KB.</p> Annisa Efrilian Saepudin Ida Sofiyanti Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo 2024-12-19 2024-12-19 3 2 1303 1312 Asuhan Kebidanan Continuity Of Care Ny. Z Umur 28 Tahun G2P1A0 di BPM X https://callforpaper.unw.ac.id/index.php/semnasdancfpbidanunw/article/view/903 <p><em>Continuous midwifery care (continuity of care) is the provision of midwifery care starting from pregnancy, delivery, postpartum, neonates to deciding to use family planning (KB). This aims to be an effort to help, monitor and detect the possibility of complications arising that accompany the mother and baby from the period of pregnancy until the mother uses birth control. The midwifery care method at BPM X is through home visits providing counseling care according to the mother's needs. Midwifery care provided to Mrs. Z lasts from pregnancy, childbirth, postpartum, neonate to family planning with a frequency of 2 visits for pregnancy, 1 time for delivery, 2 times for postpartum, 2 times for neonates, and 1 time for KB. The method in this research uses data collection methods, namely interviews, observations with primary and secondary data through KIA books, and physical examinations. This research will start from July-September 2024. The research instrument uses SOAP documentation. Based on the results of a comprehensive case study (Continuity of Care) on Mrs. Z from the third trimester of pregnancy, childbirth, postpartum, newborns and family planning, obtained by Mrs. Z is 28 years old G2P1A0 gestational age 39 weeks 6 days. Delivery of Mrs. Z took place at BPM, the postpartum period was normal, there was no abnormal bleeding, uterine contractions were good. In the newborn the results of the anthropometric examination were normal, and Mrs. Z decided to use IUD contraception. It is hoped that the midwife profession in providing continuous midwifery care (continuity of care) will always implement midwifery management, maintain and improve competence in providing care in accordance with midwifery service standards.</em></p> <p><strong><em> </em></strong></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Asuhan kebidanan berkelanjutan (continuity of care) yaitu pemberian asuhan kebidanan mulai dari kehamilan, bersalin, nifas, neonatus hingga memutuskan menggunakan keluarga berencana (KB). Hal ini bertujuan sebagai upaya untuk membantu, memantau dan mendeteksi adanya kemungkinan timbulnya komplikasi yang meneyertai ibu dan bayi dari masa kehamilan sampai dengan ibu menggunkan KB. Metode asuhan kebidanan di BPM X melalui kunjungan rumah memberikan asuhan konseling dan asuhan komplemeter sesuai dengan kebutuhan ibu. Asuhan kebidanan yang diberikan kepada Ny. Z berlangsung dari masa kehamilan, bersalin, nifas, neonatus sampai KB dengan frekuensi kunjungan hamil sebanyak 2 kali, bersalin 1 kali, nifas 2 kali, neonatus 2 kali, serta KB sebanyak 1 kali. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data yaitu menggunakan wawancara, observasi dengan data primer dan sekunder melalui buku KIA, dan pemeriksaan fisik. Penelitian ini di mulai dari bulan Juli-September 2024 instrumen penelitian ini menggunakan alat-alat penggumpulan data seperti format asuhan kebidanan, alat tulis (pena, buku tulis), jam, kalender kehamilan, tensimeter, midline, dopler, midline LILA, termometer, timbangan berat badan, palu patella, handphone, dan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Berdasarkan hasil studi kasus secara komprehensif (continuity of care) pada Ny. Z dari kehamilan trimester III, persalianan, nifas, bayi baru lahir dan KB, didapatkan Ny. Z umur 28 tahun G2P1A0 usia kehamilan 39 minggu 6 hari. Persalinan pada Ny. Z berlangsung di BPM, masa nifas berlangsung normal tidak ada perdarahan yang abnormal, kontraksi uterus baik. Pada bayi baru lahir hasil pemeriksaan antropommetri normal, dan Ny. Z memutuskan untuk menggunakan KB IUD. Diharapkan profesi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan berkelanjutan (continuity of care) selanjutnya selalu menerapkan manajemen kebidanan, mempertahankan dan meningkatkan kompetensi dalam memberikan asuhan sesuai dengan standar pelayanan kebidanan.</p> Tri Prasetya rahayu Luvi Dian Afriyani Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo 2024-12-19 2024-12-19 3 2 1313 1322 Asuhan Kebidanan Komplementer Model Continuity of Care (COC) pada Ibu T Umur 36 Tahun G3P2A0 di Balikpapan https://callforpaper.unw.ac.id/index.php/semnasdancfpbidanunw/article/view/906 <p><em>Comprehensive obstetric care with a Continuity of Care (CoC) approach is very important in an effort to reduce the Maternal Mortality Rate (AKI) and Infant Mortality Rate (AKB). Mrs. T is a multi-stage where this pregnancy is at risk for malpopulation of the fetal position, postpartum hemorrhage. Mrs. T, a 36-year-old mother, G3P2A0, in Balikpapan, as part of efforts to improve the quality of maternal and infant health services. The maternal mortality rate in Indonesia in 2024 shows an increase to 4,482 cases, which are mostly caused by complications such as bleeding and hypertension in pregnancy. Data from East Kalimantan Province also shows an increase in AKI from 79 to 168 people between 2019-2021. Therefore, the implementation of CoC as a form of continuous care starting from pregnancy, childbirth, postpartum, to family planning services is considered crucial. This report method uses an observational descriptive approach through case studies that include subjective and objective data collection, diagnosis enforcement, intervention planning and implementation, and evaluation and documentation in the form of SOAP. The authors were able to identify complications that may occur during pregnancy and make appropriate interventions to avoid serious consequences. The results of the report show that the implementation of CoC care is effective in reducing the risk of complications and improving the health of mothers and babies. Mrs. T received antenatal care in accordance with WHO standards, safe delivery, close monitoring during the postpartum period to prevent complications, and education about breastfeeding and the use of postpartum contraceptives. With this approach, complications can be prevented early, and positive outcomes can be achieved. This report underscores the importance of the CoC approach as part of modern midwifery practice to improve AKI and AKB numbers. The implementation of this model requires close collaboration between midwives, mothers, and health facilities to ensure optimal service sustainability. It is hoped that this report can be a reference for midwives in implementing continuous care and improving the quality of midwifery services in Indonesia.</em></p> <p><strong><em> </em></strong></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Asuhan kebidanan komprehensif dengan pendekatan Continuity of Care (CoC) sangat penting dalam upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Ny T merupakan Multipara dimana kehamilan ini beresiko untuk terjadinya malpormasi posisi janin, perdarahan pasca lahiran. Ny. T, seorang ibu berusia 36 tahun, G3P2A0, di Balikpapan, sebagai bagian dari upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu dan bayi. Angka kematian ibu di Indonesia pada tahun 2024 menunjukkan peningkatan menjadi 4.482 kasus, yang sebagian besar disebabkan oleh komplikasi seperti perdarahan dan hipertensi dalam kehamilan. Data dari Provinsi Kalimantan Timur juga menunjukkan peningkatan AKI dari 79 menjadi 168 jiwa antara tahun 2019-2021. Oleh karena itu, implementasi CoC sebagai bentuk asuhan berkesinambungan mulai dari masa kehamilan, persalinan, nifas, hingga pelayanan keluarga berencana dianggap krusial. Metode laporan ini menggunakan pendekatan deskriptif observasional melalui studi kasus yang mencakup pengumpulan data subjektif dan objektif, penegakan diagnosis, perencanaan dan pelaksanaan intervensi, serta evaluasi dan dokumentasi dalam bentuk SOAP. Penulis mampu mengidentifikasi komplikasi yang mungkin terjadi pada masa kehamilan dan melakukan intervensi yang tepat untuk menghindari dampak serius. Hasil laporan menunjukkan bahwa pelaksanaan asuhan CoC efektif dalam mengurangi risiko komplikasi dan meningkatkan kesehatan ibu dan bayi. Ny. T menerima perawatan antenatal yang sesuai dengan standar WHO, persalinan aman, pemantauan ketat pada masa nifas untuk mencegah komplikasi, dan edukasi mengenai pemberian ASI serta penggunaan kontrasepsi pascapersalinan. Dengan pendekatan ini, komplikasi dapat dicegah lebih dini, dan hasil positif dapat dicapai. Laporan ini menggarisbawahi pentingnya pendekatan CoC sebagai bagian dari praktik kebidanan modern untuk memperbaiki angka AKI dan AKB. Penerapan model ini memerlukan kolaborasi erat antara bidan, ibu, dan fasilitas kesehatan untuk memastikan keberlanjutan pelayanan yang optimal. Diharapkan laporan ini dapat menjadi referensi bagi bidan dalam mengimplementasikan asuhan berkesinambungan dan meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan di Indonesia.</p> Astuty Lumbantoruan Cahyaningrum Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo 2024-12-19 2024-12-19 3 2 1323 1332 Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. E Usia 24 Tahun G2P1A0 https://callforpaper.unw.ac.id/index.php/semnasdancfpbidanunw/article/view/908 <p><em>The high maternal and infant mortality rate requires Continuity of Care (COC)-based midwifery care starting from pregnant women, maternity, postpartum, neonatals, and family planning. Continuity of Care (COC) is a service that is achieved when there is a continuous relationship between a woman and a midwife. COC is a process in which patients and health workers are cooperatively involved in the management of health services continuously towards high-quality, cost-effective medical care. This care aims to provide comprehensive obstetric care as an effort to help, monitor, and detect the possibility of complications that examinations and secondary data through the KIA Book, and this research starts from June – September 2024 research instruments using SOAP documentation. Based on the results of a comprehensive case study (Continuity Of Care) on Mrs. E from the third trimester of pregnancy, childbirth, postpartum period, newborn and neonates. Mrs. E is 28 years old G2P1A0. The delivery of Mrs. E took place at the Ibnu Sina Clinic, the postpartum period was normal, there was no abnormal bleeding, uterine contractions were good. In newborns, the results of anthropometric examinations were normal, and Mrs. E decided to use a birth control implant. It is hoped that the midwife profession in providing continuous midwifery care (continuity of care) will always implement midwifery management, maintain and improve competence in providing care in accordance with midwifery service standards.</em></p> <p><strong><em> </em></strong></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Masih tingginya angka kematian ibu dan bayi maka diperlukan asuhan kebidanan berbasis Continuity of Care ( COC) mulai dari ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus, dan keluarga berencana. Continuity of Care (COC) adalah pelayanan yang dicapai ketika terjalin hubungan terus-menerus antara seorang wanita dengan bidan. COC adalah suatu proses dimana pasien dan tenaga kesehatan yang kooperatif terlibat dalam manageman pelayanan kesehatan secara terus menerus menuju pelayanan yang berkualitas tinggi, biaya perawatan medis yang efekfif. Asuhan ini bertujuan emberikan asuhan kebidanan secara komprehensif sebagai upaya untuk membantu, memantau, dan mendeteksi adanya kemungkinan timbulnya komplikasi yang menyertai ibu dan bayi pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL, neonatus dan KB. Asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. E dilakukan melalui kunjungan langsung dengan frekuensi kunjungan ANC 1 kali, kunjungan nifas 4 kali, kunjungan BBl 3 kali, serta kunjungan KB 1 kali. Metode dalam penelitian inimenggunakan metode pengumpulan data yaitumenggunakan data primer melalui wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan data sekunder melalui Buku KIA, sertapenelitian ini dimulai dari bulan Juni – September 2024 instrumen penelitian menggunakan dokumentasi SOAP. Berdasarkan hasil studi kasus secaraKomprehensif (Continuity Of Care) pada Ny. E darikehamilan trimester III, persalinan, masa nifas, bayi barulahir dan neonates. Didapatkan Ny. E umur 28 Tahun G2P1A0. Persalinan pada Ny. E berlangsung di Klinik Ibnu Sina, masa nifas berlangsung normal tidak ada perdarahan yang abnormal, kontraksi uterus baik. Pada bayi baru lahir hasil pemeriksaan antropometri normal, dan Ny. E memutuskan untuk menggunakan KB Implant. Diharapkan profesi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan berkelanjutan (continuity of care) selanjutnya selalu menerapkan manajemen kebidanan, mempertahankan dan meningkatkan kompetensi dalam memberikan asuhan sesuai dengan standar pelayanan kebidanan.</p> Nur Chasanah Cahyaningrum Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo 2024-12-19 2024-12-19 3 2 1333 1340 Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. S Umur 33 Tahun G2P1A0 di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Pabelan Kab Semarang https://callforpaper.unw.ac.id/index.php/semnasdancfpbidanunw/article/view/909 <p><em>Midwives have an important role as implementers such as, midwives perform pregnancy obstetric care to family planning acceptors, midwives as managers such as, managing public health activities, especially about mothers and children and midwives as educators such as, midwives provide health education and counseling to clients, train and guide cadres. The benefits of midwifery care are to reduce maternal mortality (MMR) and infant mortality (IMR). Based on the description, The author is interested in doing midwifery care entitled “Continuty of Care (CoC) midwifery care in Ny.S at UPTD Puskesmas Pabelan ”. The method used is descriptive research method with the type of case study (Case Study). The study was conducted at UPTD Puskesmas Pabelan and patient homes from May to November 2024. The subjects in this study were pregnant women. S age 33 years old G2P1A0. The instrument used is SOAP method. Data collection techniques used are observation, interview, and documentation. Obtained results on the care of pregnancy assessment conducted by the authors of the Ny. “S " for 3 visits. During the visit, the mother complained of pain in the back and frequent urination. The care provided is counseling about the physiology of pregnancy in the third trimester, one of which is complaints of back pain and frequent urination and encourages mothers to do pregnancy exercises. On the care of childbirth was carried out on June 5, 2024, the mother came to the clinic at 04.00 gestational age 40 weeks 4 days complaining of heartburn, mucus mixed with blood came out. the result of checking the opening 5 cm. Complete opening at 07.33 wib. The baby was born crying immediately on June 05, 2024 at 08.15 wib. The placenta was born complete and intact at 08.10 wib. Uterine contractions are good, the bladder is empty, bleeding </em><em>③</em><em> 150 cc. The care provided by midwives adjusts the standard of care for childbirth and there are no gaps. In the time of the Nymphs. S performed 4 times, namely puerperal visit 1 : 6 hours postpartum, puerperal visit 2: 4 days postpartum, puerperal visit 3 : 15 days postpartum, and puerperal visit 4: 30 days postpartum. No problem with every visit. Care provided according to the theory of puerperal visits. On the upbringing of newborns in infants Ny. S is also done 4 times, namely BBL visits: 1 hour after birth, KN1 : 4 days postpartum, KN2 : 15 days postpartum, and KN3: 30 days postpartum. No problem with every visit. Care provided according to the theory of neonatal visits. In family planning care, mothers come to use contraception after their postpartum period is over. The care given is that midwives help explain the kinds of birth control and mothers choose to use implant birth control. It is expected that midwives as health workers to further improve the quality of ANC, INC, PNC, BBL, and KB services in providing appropriate obstetric care in accordance with client needs so that there are no gaps that may cause complications.</em></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Bidan mempunyai peran penting sebagai pelaksana seperti, bidan melakukan asuhan kebidanan kehamilan hingga akseptor KB, bidan sebagai pengelola seperti, mengelola kebiatan-kegiatan kesehatan masyarakat terutama tentang ibu dan anak dan bidan sebagai pendidik seperti, bidan memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada klien, melatih dan membimbing kader. Manfaat asuhan kebidanan ini untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan asuhan kebidanan yang berjudul “Asuhan Kebidanan Secara Continuty of Care (CoC) pada Ny.S di UPTD Puskesmas Pabelan ”. Metode yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif dengan jenis studi penelaahan kasus (Case Study). Penelitian dilakukan di UPTD Puskesmas Pabelan dan rumah pasien dari bulan Mei Hingga November 2024. Subjek dalam penelitian ini adalah ibu hamil Ny. S umur 33 tahun G2P1A0. Instrumen yang digunakan adalah dengan metode SOAP. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Diperoleh hasil pada asuhan kehamilan pengkajian yang dilakukan oleh penulis terhadap Ny. “S” sebanyak 3 kali kunjungan. Pada kunjungan tersebut ibu mengeluh merasakan nyeri pada bagian punggung dan sering buang air kecil. Asuhan yang diberikan yaitu melakukan konseling tentang fisiologis kehamilan pada trimester III salah satunya keluhan nyeri punggung dan sering buang air kecil serta menganjurkan ibu untuk melakukan senam hamil. Pada asuhan persalinan dilakukan tanggal 5 Juni 2024 ibu datang ke Klinik jam 04.00 usia kehamilan 40 minggu 4 hari mengeluh mulas–mulas keluar lendir bercampur darah. hasil pemeriksaan pembukaan 5 cm. Pembukaan lengkap pukul 07.33 wib. Bayi lahir segera menangis pada tanggal 05 Juni 2024 pukul 08.15 wib. Plasenta lahir lengkap dan utuh pukul 08.10 wib. Kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, perdarahan ±150 cc. Asuhan yang diberikan bidan menyesuaikan standar asuhan persalinan dan tidak ada kesenjangan. Pada asuhan masa nifas pada Ny. S dilakukan sebanyak 4 kali, yaitu kunjungan nifas 1: 6 jam postpartum, kunjunga nifas 2 : 4 hari postpartum, kunjungan nifas 3: 15 hari postpartum, dan kunjungan nifas 4 : 30 hari postpartum. Tidak ada masalah dalam setiap kunjungan. Asuhan yang diberikan sesuai teori kunjungan nifas. Pada asuhan bayi baru lahir pada bayi Ny. S juga dilakukan sebanyak 4 kali, yaitu kunjungan BBL : 1 jam setelah lahir, KN1 : 4 hari postpartum, KN2 : 15 hari postpartum, dan KN3: 30 hari postpartum. Tidak ada masalah dalam setiap kunjungan. Asuhan yang diberikan sesuai teori kunjungan neonatus. Pada asuhan KB, ibu datang untuk menggunakan kontrasepsi setelah masa nifasnya selesai. Asuhan yang diberikan yaitu bidan membantu menjelaskan macam macam KB dan ibu memilih menggunakan KB Implan. Diharapkan bidan sebagai tenaga kesehatan untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan ANC, INC, PNC, BBL, dan KB dalam memberikan asuhan kebidanan yang tepat sesuai dengan kebutuhan klien agar tidak terjadi kesenjangan yang mungin menimbulkan komplikasi.<br /><br /></p> Widya Wahyu Utami Rini Susanti Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo 2024-12-19 2024-12-19 3 2 1341 1348 Asuhan Kebidanan COC pada Ny. N Umur 31 Tahun G3P1A1 di RS Restu Ibu Balikpapan https://callforpaper.unw.ac.id/index.php/semnasdancfpbidanunw/article/view/910 <p><em>The Maternal Mortality Rate (MMR) is one indicator of the success of a country's services. Every day in 2020, nearly 800 women died from preventable causes related to pregnancy and childbirth. A maternal death occurred almost every two minutes in 2020. Between 2000 and 2020, the maternal mortality ratio (MMR, the number of maternal deaths per 100,000 live births) fell by about 34% worldwide. Nearly 95% of all maternal deaths occurred in low- and lower-middle-income countries in 2020. Complications that cause maternal death are bleeding, infection, and preeclampsia. Care by health professionals before, during, and after childbirth can save the lives of women and newborns (WHO, 2024). The purpose of this midwifery care is to implement comprehensive midwifery care in a continuity of care (COC) manner for Mrs. N., Age 31, G3P1A1, at Restu Ibu Balikpapan Hospital, with a descriptive approach by conducting anamnesis and observation of patients starting from pregnancy, childbirth, postpartum, and at the time of choosing contraceptives and documenting using SOAP. While health services for children are carried out when the baby is born, neonatal visits and counseling on how to care for the umbilical cord lead to exclusive breastfeeding. The method used in comprehensive care for pregnant women, giving birth, postpartum, neonates, and family planning is a descriptive method. The type of final assignment report used is a case study. Data collection techniques use interview methods and direct observation of patients. The results obtained from comprehensive assistance in continuity of care (COC) on Mrs. N are from pregnancy, childbirth, postpartum, and newborns until the mother uses contraceptives, which occur physiologically and there are no complications. The conclusion obtained by the author from carrying out comprehensive midwifery care in continuity of care (COC) on Mrs. N is that as health workers, especially midwives, we can implement comprehensive midwifery care to reduce maternal and infant mortality rates.</em></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan suatu negara. Setiap hari di tahun 2020, hampir 800 wanita meninggal karena penyebab yang dapat dicegah terkait kehamilan dan persalinan. Kematian ibu terjadi hampir setiap dua menit pada tahun 2020. Antara tahun 2000 dan 2020, rasio kematian ibu (MMR, jumlah kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup) turun sekitar 34% di seluruh dunia. Hampir 95% dari seluruh kematian ibu terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah pada tahun 2020. Komplikasi yang menyebabkan kematian ibu yaitu perdarahan, infeksi dan preeklampsia. Perawatan oleh tenaga kesehatan profesional sebelum, selama, dan setelah melahirkan dapat menyelamatkan nyawa wanita dan bayi baru lahir (WHO, 2024). Tujuan dari asuhan kebidanan ini adalah untuk menerrapkan asuhan kebidanan komperhensif secara Continuity of Care (COC) pada Ny. N Umur 31 Tahun G3P1A1 di RS Restu Ibu Balikpapan dengan pendekatan secara deskriptif dengan melakukan anamnesa dan observasi kepada pasien mulai dari kehamilan, persalinan, Nifas dan pada saat pemilihan alat kontrasepsi seta mendokumentasikan menggunakan SOAP. Sedangkan pelayanan kesehatan pada anak dilakukan pada saat bayi baru lair, kunjungan neonatus dan melakukan konseling tentang cara perawatan tali pusat hingga ASI Ekslusif. Metode yang digunakan dalam asuhan komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB ini adalah metode deskriptif. Jenis laporan tugas akhir yang digunakan adalah studi kasus (case study). Teknik pengumpulan data menggunakan metode interview dan observasi langsung terhadap pasien. Hasil yang diperoleh dari pendampingan komperhensif secara Continuity of care (COC) pada Ny. N adalah dari masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir hingga ibu menggunakan alat kontrasepsi yaitu terjadi secara fisiologis dan tidak ada penyulit. Kesimpulan yang diperoleh penulis dari melakukan asuhan kebidanan komperhensif secara Continuity of Care (COC) pada Ny. N adalah bahwa sebagai tenaga kesehatan khususnya Bidan dapat menerapkan asuhan kebidanan secara komperhensif untuk menurunkan AKI dan AKB.</p> Erny Septriana Silaban Isri Nasifah Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo 2024-12-19 2024-12-19 3 2 1349 1363 Asuhan Kebidanan Continuity of Care (COC) pada Ny. EA Umur 31 Tahun G2P1A0 dengan KEK dan Anemia Sedang https://callforpaper.unw.ac.id/index.php/semnasdancfpbidanunw/article/view/911 <p><em>Continuity of care (COC) is continuous care from pregnancy to family planning (KB) as an effort to reduce the Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR). The aim of this research is to provide midwifery care to Mrs. EA comprehensively starting from pregnancy, maternity, postpartum, newborns, neonates and family planning. The type of research used is descriptive, with a case study approach. The sample used was a third trimester pregnant woman, gestation age 29 weeks 1 day, G2P1A0. In this care, the author collected data through interviews, observations, physical examinations, supporting examinations, documentation studies and bibliography studies. This research was conducted in May-September 2024. From the results of providing pregnancy care, problems were found, namely that the mother experienced moderate anemia and CED during pregnancy, so she was given Fe tablets as needed and motivated the mother to consume food with balanced nutrition and high iron. postpartum has no problems. During the care of the newborn, everything was found to be within normal limits, SHK examination and baby massage were carried out. Meanwhile, under KB care, Mrs. EA decided to use progestin birth control pills.</em></p> <p><em> </em></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Asuhan <em>Continuity of care</em> (COC) merupakan asuhan secara berkesinambungan dari hamil sampai dengan keluarga berencana (KB) sebagai upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Tujuan penelitian ini mampu memberikan asuhan kebidanan pada Ny. EA secara komprehensif mulai dari kehamilan, bersalin, nifas, bayi baru lahir, neonatus dan KB.Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif, dengan pendekatan studi kasus (<em>Case Study</em>). Sampel yang digunakan adalah seorang ibu hamil trimester III usia kehamilan 29 minggu 1 hari, G2P1A0. Dalam asuhan ini, penulis mengumpulkan data melalui wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, studi dokumentasi dan studi daftar pustaka. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-September 2024. Dari hasil pemberian asuhan kehamilan ditemukan masalah yaitu ibu mengalami anemia sedang dan KEK pada kehamilan sehingga diberikan tablet Fe sesuai kebutuhan dan memotivasi ibu untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan tinggi zat besi.Selama persalinan sampai dengan nifas tidak mengalami masalah. Pada asuhan bayi baru lahir didapatkan semua dalam batas normal, dilakukan pemeriksaan SHK dan Pijat Bayi. Sedangkan pada asuhan KB Ny. EA memutuskan untuk menggunakan KB Pil Progestin.</p> Rini Septianasari Ida Sofiyanti Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo 2024-12-19 2024-12-19 3 2 1364 1380 Asuhan Kebidanan Continuity of Care (COC) pada Ny. K di PMB Setyoningsih S. ST.Keb. Kecamatan Bawen https://callforpaper.unw.ac.id/index.php/semnasdancfpbidanunw/article/view/912 <p><em>In 2022, there was a decrease in AKI in Central Java, Factors that support the decrease in AKI are increased maternal awareness for health checks during pregnancy, services by health workers, and the provision of supplements such as Fe tablets. To reduce AKI, access to quality health services is needed, including routine check-ups, childbirth by trained health workers, and postpartum maternal and infant care services. One of the strategies used is continuous obstetric care or Continuity of care (COC), which involves continuous monitoring from preconception, pregnancy, to postpartum. The purpose of providing comprehensive obstetric care for pregnant women, childbirth, postpartum, BBL, grandmother and family planning in Mrs. K aged 35 years using the case study method with Varney's 7-step obstetric management approach. The results of the study were obtained for the diagnosis of G3P2A0 at the age of 35 years and 35 weeks of gestation, the mother's complaints were frequent urination, sedan.</em></p> <p><em> </em></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Pada tahun 2022 terjadi penurunan AKI di Jawa Tengah, Faktor yang mendukung penurunan AKI adalah peningkatan kesadaran ibu untuk pemeriksaan kesehatan selama kehamilan, pelayanan oleh tenaga kesehatan, serta pemberian suplemen seperti tablet Fe. Untuk mengurangi AKI, diperlukan akses layanan kesehatan berkualitas, termasuk pemeriksaan rutin, persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih, serta layanan perawatan ibu dan bayi pasca persalinan. Salah satu strategi yang digunakan adalah asuhan kebidanan berkelanjutan atau Continuity of care (COC), yang melibatkan pemantauan terus-menerus sejak prakonsepsi, kehamilan, hingga pasca persalinan. Tujuan memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL, nenonatus dan KB pada Ny. K umur 35 tahun dengan menggunakan metode study case dengan pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah Varney. Hasil penelitian diperoleh diagnosa G3P2A0 umur 35 tahun usia kehamilan 35 minggu, keluhan ibu yaitu sering buang air kecil, sedangkan pada pemilihan kontrasepsi ibu memilih menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan. Simpulan dari asuhan kebidanan pada Ny K diketahui bahwa ibu pada masa kehamilan, persalinan, nifas,bayi baru lahir, dalam kondisi normal.</p> Setyoningsih Heni Setyowati Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo 2024-12-19 2024-12-19 3 2 1381 1388 Asuhan Kebidanan Continuity of Care (COC) pada Ny”D” Umur 35 Tahun di PMB Sri Widyawati,S.Keb Leyangan https://callforpaper.unw.ac.id/index.php/semnasdancfpbidanunw/article/view/913 <p><em>Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR) are important indicators of public health. The highest cause of maternal mortality in Semarang is due to bleeding, preeclampsia/eclampsia. While in infants it is due to birth with Low Birth Weight, asphyxia, congenital abnormalities. Efforts made to address these issues are to provide continuous services Continuity Of Care (COC). The purpose of writing this report is to provide midwifery care in Continuity Of Care (CoC) for pregnant women, giving birth, BBL, postpartum and KB at PMB Sri Widyawati, S.Keb Leyangan. The method in this research is descriptive in the form of a case study, namely examining a problem through a case consisting of a single unit. The single unit in question can consist of 1 person, a group of residents affected by a problem. Monitoring of pregnant women was carried out by the author 3 times in the third trimester. The results of the monitoring obtained were complaints in the third trimester in the form of back pain which is physiological. Normal vaginal delivery on July 7, 2024 at 17.00 WIB, female gender. The author carried out KF 2 to KF 4 care well without any problems. The mother used a 3-month injection and no problems were found. Care has been provided comprehensively and there is no gap between theory and case in Comprehensive Care for Mrs. D and By Mrs. D at TPMB Sri Widyawati This case study was carried out at PMB Sri Widyawati, S. Keb Leyangan in June – November 2024. The case study subject was Mrs. D G2P1A0. Data collection techniques use primary data and secondary data. Primary data was obtained through observation, physical examination and individual interviews, as well as documentation using an assessment format, while secondary data was obtained from the KIA book. In carrying out research on pregnancy care provided once, namely in the third trimester on June 24 2024, gestational age 37+1 childbirth care once during the first stage, second stage, third stage and fourth stage. Newborn care 3 times, namely at 1 hour, 1 day, and 6 days with primary data, postpartum care, about twice, namely six hours after giving birth, six days after giving birth, and fourteen days after giving birth with primary data and families provide family planning counseling once, namely on the fourteenth day after giving birth with primary data.</em></p> <p><em> </em></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi salah satu indikator penting dari derajat kesehatan masyarakat. Penyebab tertinggi angka kematian ibu di Semarang adalah karena perdarahan, preeklamsi/eklamsi. Sementara pada bayi adalah karena kelahiran dengan Berat Bayi Lahir Rendah, asfiksia, kelainan kongenital. Upaya yang dilakukan untuk masalah tersebut adalah dengan memberikan pelayanan secara berkesinambungan Continuity Of Care (COC). Tujuan dari penulisan lapran ini adalah untuk melakukan asuhan kebidanan secara Continuity Of Care (CoC) pada ibu hamil, bersalin, BBL, nifas dan KB di PMB Sri Widyawati, S.Keb Leyangan. Metode dalam penelitian ini diskriptif yang berupa studi penelaahan kasus (case study) yaitu meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal. Unit tunggal yang dimaksud dapat berisi 1 orang, sekelompok penduduk yang terkena suatu masalah. Pemantauan ibu hamil dilakukan penulis sebanyak 3x di trimester III. Hasil pemantauan yang didapatkan adalah keluhan pada trimester III berupa nyeri pinggang yang merupakan hal fisiologis. Persalinan secara normal pervaginam tanggal 07 Juli 2024 pukul 18.13 WIB, jenis kelamin perempuan. Asuhan KF 2 sampai KF 4 penulis laksanakan dengan baik tanpa masalah. Ibu menggunakan KB suntik 3 bulan dan tidak ditemukan masalah. Asuhan telah diberikan secara komprehensif dan tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus pada Asuhan Komprehensif Ny. D dan By. Ny. D di TPMB Sri Widyawati Studi kasus ini dilaksanakan di PMB Sri Widyawati, S.Keb Leyangan pada bulan Juni –November 2024. Subjek studi kasus yaitu Ny.D G2P1A0. Teknik pengumpulan data menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi, pemeriksaan fisik, dan wawancara individu, serta dokumentasi menggunakan format pengkajian, sedangkan data sekunder diperoleh dari buku KIA. Dalam melaksanakan penelitian pada asuhan kehamilan diberikan sebanyak 1X yaitu pada trimester III pada tanggal 24 Juni 2024 usia kehamilan 37+1 pengasuhan persalinan sebanyak 1 kali saat asuhaan kala I, kala II, kala III, dan kala IV. Asuhan bayi baru lahir sebanyak 3 x, yaitu pada 1 jam, 1 hari, dan 6 hari dengan data primer, pengasuhan nifas, Sekitar dua kali yaitu enam jam setelah melahirkan, enam hari setelah melahirkan, dan empat belas hari setelah melahirkan dengan data primer dan keluarga penyuluhan keluarga berencana yaitu satu kali yaitu pada hari keempat belas setelah melahirkan dengan data primer.</p> Melly Kurnia Sari Heni Setyowati Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo 2024-12-19 2024-12-19 3 2 1389 1400 Asuhan Kebidanan Continuity of Care (COC) pada Ny”A” Umur 27 Tahun di PMB Siti Fatchiah A.MD.Keb Bergas https://callforpaper.unw.ac.id/index.php/semnasdancfpbidanunw/article/view/914 <p><em>Maternal and child health is the foundation for creating a superior generation of the nation. The realization of the welfare of mothers and children can be prepared starting from the preconception period, pregnancy, childbirth, newborns, postpartum period to neonates and becoming prospective contraceptive acceptors. The government's efforts to reduce MMR and IMR include continuous and comprehensive care from pregnancy, childbirth, postpartum newborns and family planning. The method in this research is descriptive in the form of a case study, namely examining a problem through a case consisting of a single unit. The single unit in question can contain 1 person, a group of residents affected by a problem. The author carried out monitoring of pregnant women 3 times in the third trimester. The monitoring results obtained were complaints in the third trimester in the form of back pain which was physiological. Normal vaginal delivery on August 13 2024 at 14.40 WIB, female gender. The author carried out KF 2 to KF 4 care well without any problems. The mother used implant contraception and found no problems. Care has been provided comprehensively and there is no gap between theory and cases in Mrs. A and By. Mrs. A at TPMB Siti Fatchiah hrough a case consisting of a single unit. A single unit here can contain one person, a group of residents affected by a problem. The unit that is the case is analyzed in depth both in terms of the circumstances of the case itself, the influencing factors, the case's actions and reactions to a particular treatment or exposure (Gahayu, 2019). In this case, the location whThe method used in comprehensive care for pregnant, maternity, postpartum, neonate and family planning women is a descriptive research method and the type of descriptive research used is a case review study (Case Study), namely by examining a problem tere the case study was taken was in the Bergas Community Health Center Working Area. Case study time is when the case is taken (Nizamuddin &amp; Azan, 2021). Taking case studies starts from November - December 2023.</em></p> <p><em> </em></p> <p><em> </em></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Kesehatan ibu dan anak merupakan pondasi dalam mewujudkan generasi bangsa yang unggul. Terwujudnya kesejahteraan ibu dan anak dapat dipersiapkan mulai dari masa prakonsepsi, kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, masa nifas sampai neonatus dan menjadi calon akseptor kontrasepsi. Upaya pemerintah dalam menurunkan AKI dan AKB yaitu dengan asuhan berkesinambungan (Continuity of Care) dan komprehensif dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir nifas dan keluarga berencana. Metode dalm penelitian ini diskriptif yang berupa studi penelaahan kasus (case study) yaitu meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal. Unit tunggal yang dimaksud dapat berisi 1 orang, sekelompok penduduk yang terkena suatu masalah. Pemantauan ibu hamil dilakukan penulis sebanyak 3x di trimester III. Hasil pemantauan yang didapatkan adalah keluhan pada trimester III berupa nyeri punggung yang merupakan hal fisiologis. Persalinan secara normal pervaginam tanggal 13 Agustus 2024 pukul 14.40 WIB, jenis kelamin perempuan. Asuhan KF 2 sampai KF 4 penulis laksanakan dengan baik tanpa masalah. Ibu menggunakan KB implan dan tidak ditemukan masalah. Asuhan telah diberikan secara komprehensif dan tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus pada Asuhan Komprehensif Ny. A dan By. Ny. A PMB Siti Fatchiah. Metode yang digunakan dalam asuhan komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB ini adalah metode penelitian deskriptif dan jenis penelitian deskriptif yang digunakan adalah studi penelaahan kasus (Case Study), yakni dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal. Unit tunggal disini dapat berisi satu orang sekelompok penduduk yang terkena suatu masalah. Unit yang menjadi kasus tersebut secara mendalam dianalisis baik dari segi yang berhubungan dengan keadaan kasus itu sendiri, faktor-faktor yang mempengaruhi, tindakan dan reaksi kasus terhadap suatu perlakuan atau pemaparan tertentu .Pada kasus ini lokasi pengambilan studi kasus dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas. Waktu studi kasus adalah mulai Mei-September.</p> Agil Ayu Sabila Heni Herawati Pranoto Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo 2024-12-19 2024-12-19 3 2 1401 1411